Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

Usai Tragedi Sidoarjo, Kemenag-Basarnas Perkuat Mitigasi Risiko di Pesantren

Laporan: Halim Dzul
Sabtu, 11 Oktober 2025 | 22:14 WIB
Kemenag bersama Basarnas membahas langkah-langkah penguatan mitigasi risiko di lingkungan pesantren.  - Dok Kemenag -
Kemenag bersama Basarnas membahas langkah-langkah penguatan mitigasi risiko di lingkungan pesantren. - Dok Kemenag -

RAJAMEDIA.CO - Jakarta, Pelatihan Bencana - Kementerian Agama (Kemenag) bersama Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) membahas langkah-langkah penguatan mitigasi risiko di lingkungan pesantren. 
 

Kolaborasi ini menjadi tindak lanjut tragedi ambruknya bangunan di Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, yang menewaskan puluhan santri.

Direktur Pesantren Kemenag, Basnang Said, menyatakan peristiwa tersebut menjadi pengingat penting bagi semua pihak untuk menempatkan aspek keselamatan santri dan kelayakan bangunan sebagai prioritas utama.
 

“Kami sangat berduka atas musibah yang menimpa para santri di Sidoarjo. Namun, duka ini juga menjadi panggilan moral bagi kita untuk berbenah,” ujarnya di Jakarta, Jumat (10/10/2025).
 

Koordinasi Lintas Kementerian dan Lembaga
 

Basnang mengatakan Direktorat Pesantren akan memperkuat koordinasi lintas kementerian dan lembaga agar sistem keamanan dan mitigasi risiko di pesantren semakin kokoh. Langkah awal yang ditempuh adalah membangun sistem mitigasi risiko melalui pendataan, pembinaan, dan peningkatan kapasitas kelembagaan.
 

“Kami ingin memastikan setiap satuan pendidikan keagamaan memiliki standar keamanan yang memadai, agar santri dapat belajar dan tinggal dengan aman,” tambahnya.
 

Penyebab Ambruknya Bangunan Pesantren
 

Kepala Subdirektorat Pengerahan dan Pengendalian Operasi Bencana dan Kondisi Membahayakan Manusia Basarnas RI, Emi Freezer, mengungkapkan hasil penelusuran awal menunjukkan penyebab utama ambruknya bangunan di Pesantren Al Khoziny adalah kegagalan konstruksi.
 

“Tidak adanya struktur penyangga bertahap membuat bangunan runtuh total. Ini menjadi pembelajaran penting bagi kita semua bahwa gedung pendidikan, termasuk pesantren, harus memenuhi standar teknis dan keselamatan,” jelas Emi.
 

Korban Meninggal Capai 67 Santri
 

Emi menambahkan, Basarnas mencatat tragedi di Sidoarjo sebagai salah satu bencana non-alam terbesar tahun 2025. Jumlah korban meninggal mencapai 67 santri dalam insiden tersebut.
 

“Kami siap memperkuat sinergi dengan Kemenag dan lembaga terkait untuk memastikan kesiapsiagaan serta penanggulangan risiko di pesantren dan lembaga pendidikan keagamaan lainnya,” pungkasnya.
 

Kemenag berharap kerja sama lintas sektor ini menjadi pijakan strategis untuk mewujudkan pesantren yang aman, tangguh, dan berkelanjutan - tempat santri menimba ilmu dalam suasana yang penuh perlindungan dan kasih sayang.rajamedia

Komentar: