Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

Riyono: Kembalikan Sagu & Umbi Jadi Makanan Pokok Papua

Laporan: Halim Dzul
Senin, 03 November 2025 | 11:24 WIB
Anggota Komisi IV DPR RI Riyono - Humas DPR -
Anggota Komisi IV DPR RI Riyono - Humas DPR -

RAJAMEDIA.CO - Papua, Reses - Anggota Komisi IV DPR RI Riyono menegaskan bahwa tingkat defisit pangan di sejumlah wilayah Indonesia masih cukup tinggi, terutama di Papua. Ia mengungkapkan, sekitar 30 persen dari kabupaten/kota di Indonesia masih belum dapat memenuhi kebutuhan pangannya sendiri.
 

“Papua termasuk daerah yang mengalami defisit pangan. Tapi ini bukan hanya di Papua, hampir 30 persen kabupaten dan kota di Indonesia masih belum bisa memenuhi kebutuhan pangannya sendiri,” kata Riyono saat Kunjungan Kerja Reses Komisi IV ke Jayapura, Papua, Jumat (31/10/2025).
 

Dorong Penguatan Produksi Lokal Berbasis Potensi Daerah
 

Menurut Riyono, ketergantungan pasokan antarwilayah perlu dikurangi. Pemerintah didorong memperkuat produksi pangan lokal berbasis potensi masing-masing daerah. Pangan lokal di kawasan timur seperti sagu, jagung, hingga hortikultura dinilai bisa menjadi pondasi ketahanan pangan ke depan.
 

“Kita ingin Indonesia Timur, termasuk Papua, bisa memenuhi kebutuhan pangannya dari tanah sendiri. Ini penting untuk memperkuat ketahanan pangan nasional,” tegasnya.
 

Bawa Kembali Sagu & Umbi Jadi Identitas Pangan Papua
 

Politisi PKS ini juga menyebut, makanan pokok masyarakat Papua sesungguhnya bukanlah beras. Oleh karena itu, ia menilai sudah saatnya kebijakan pangan nasional mengembalikan sagu dan umbi-umbian sebagai identitas pangan lokal yang bernilai gizi tinggi.
 

“Beras yang dikonsumsi masyarakat Papua sekarang sebenarnya bukan makanan pokok asli mereka. Kita harus kembalikan pangan lokal sebagai pangan masa depan,” ujar Riyono.
 

Ajak Sarjana Papua Pulang Bangun Tanahnya
 

Riyono menambahkan, Papua adalah “tanah masa depan” yang subur, namun memerlukan SDM kuat untuk mengolah potensi tersebut. Peran anak-anak muda Papua menjadi penentu keberhasilan transformasi pangan.
 

“Kita dorong agar sarjana-sarjana Papua yang ada di luar kembali ke tanah kelahirannya. Papua ini tanah masa depan. Tanahnya subur, tapi butuh SDM yang kuat untuk mengolahnya,” pungkasnya.
 

Komisi IV menilai, penguatan pangan lokal bukan sekadar produksi, namun bagian strategi membangun kemandirian ekonomi masyarakat Papua berbasis kekuatan tanah sendiri.rajamedia

Komentar: