Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

Prabowo–Lee Kunci Babak Baru Kemitraan Strategis Jakarta–Seoul

Laporan: Firman
Senin, 03 November 2025 | 07:37 WIB
Pertemuan bilateral Presiden RI Prabowo Suboanto dengan Presiden Republik Korea Lee Jae Myung di sela KTT APEC 2025 di Hwabaek International Convention Center (HICO), Gyeongju, Sabtu (1/11). - BPMI Setpres -
Pertemuan bilateral Presiden RI Prabowo Suboanto dengan Presiden Republik Korea Lee Jae Myung di sela KTT APEC 2025 di Hwabaek International Convention Center (HICO), Gyeongju, Sabtu (1/11). - BPMI Setpres -

RAJAMEDIA.CO - Korsel, Bilateral - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto mengunci komitmen baru kerja sama strategis dengan Presiden Republik Korea Lee Jae Myung. Keduanya bertatap muka di sela KTT APEC 2025 di Hwabaek International Convention Center (HICO), Gyeongju, Sabtu (1/11).
 

Pertemuan berlangsung akrab—dua kepala negara berbicara lugas soal masa depan ekonomi, teknologi, dan pertahanan kedua bangsa.
 

Seoul Puji Level Kemitraan
 

Presiden Lee menegaskan, relasi Korea–Indonesia saat ini sudah melampaui business as usual. Ia menyebut kedua negara sudah berada pada “level kolaborasi yang sangat tinggi”, dari ekonomi, perdagangan, investasi hingga pertahanan.
 

Lee juga menggarisbawahi sejarah Bandung 1955 sebagai fondasi nilai “Semangat Bandung” yang membentuk sikap politik luar negeri Korea: keseimbangan, otonomi strategis, kooperasi, dan pragmatisme.
 

KF-21: Tetap Jalan
 

Salah satu topik paling tebal dibahas: kelanjutan proyek bersama pesawat tempur generasi baru KF-21.
 

Lee mengapresiasi progres teknis dan hubungan industri pertahanan kedua negara—dan Prabowo langsung mengonfirmasi: komitmen Indonesia tetap ada, negosiasi masih berjalan, dan pembahasan teknis terus dilakukan.
 

Prabowo menekankan aspek realistik proyek: ekonominya harus masuk akal, pembiayaan harus feasible, dan struktur pembagian beban harus clear.
 

Prabowo: Industri Korea Tetap Disambut
 

Prabowo juga menyebut bahwa sepanjang satu tahun terakhir, komunikasi pemerintah Indonesia dan industri besar Korea berlangsung intensif.
 

“Kami terbuka untuk partisipasi berkelanjutan industri Korea di perekonomian Indonesia,” tegasnya.
 

Budaya Jadi Pengungkit Baru
 

Tak hanya sektor keras (hard sector), Prabowo juga menambahkan pentingnya penguatan hubungan budaya—karena ia melihat sektor budaya bisa menjadi multiplier baru bagi industri kreatif Indonesia dan pariwisata.
 

Kemitraan Korea–Indonesia kini bukan lagi sekadar jual–beli teknologi, tapi paket geopolitik menyeluruh — dari mesin jet tempur, bandwidth data survei, sampai energi budaya.rajamedia

Komentar: