Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

Kemenag Protes Keras Lambannya Layanan Mashariq di Muzdalifah dan Mina

Laporan: Tim Redaksi
Kamis, 29 Juni 2023 | 20:46 WIB
Dirjen PHU Hilman Latief memberikan keterangan pers terkait keterlambatan layanan Mashariq di Muzdalifah dan Mina. (Foto: Kemenag)
Dirjen PHU Hilman Latief memberikan keterangan pers terkait keterlambatan layanan Mashariq di Muzdalifah dan Mina. (Foto: Kemenag)

RAJAMEDIA.CO - Info Haji -  Proses pemberangkatan jemaah dari Muzdalifah ke Mina mengalami keterlambatan.

Selain itu, layanan konsumsi di Mina juga tidak terdistribusi dengan baik dan lancar. Potensi lainnya adalah ketersediaan kasur yang tidak sesuai jumlah jemaah..

Atas kondisi itu, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief menyesalkan kelambanan Mashariq dalam menyiapkan layanan jemaah haji di Muzdalifah dan Mina.

"Kita sudah sampaikan protes keras ke Mashariq terkait persoalan yang terjadi di Muzdalifah. Kita juga meminta agar tidak ada persoalan dalam penyediaan layanan di Mina," tegas Hilman di Mina, mengutip laman Kemenag, Rabu (28/6).

"Kita akan terus kawal ini, agar Mashariq bergerak lebih cepat dalam penyiapan layanan bagi jemaah haji," sambung Hilman.

Menurut Hilman, protes keras disampaikan ke Mashariq, karena penyediaan layanan di Arafah - Muzdalifah - Mina (Armina) sepenuhnya menjadi tanggung jawab mereka.

Mekanisme ini juga dilakukan oleh semua negara, proses penyediaan layanan dalam skema kemitraan dengan otoritas Mashariq.

"Jadi di Armina, sepenuhnya penyediaan layanan dilakukan Mashariq. Karenanya, kita minta agar semua hak jemaah haji Indonesia bisa diberikan dengan baik," tegasnya.

Hilman minta Mashariq dapat mengambil keputusan cepat dalam mengantisipasi setiap potensi munculnya masalah. Sehingga, potensi yang ada bisa segera diselesaikan dan tidak merugikan jemaah.

"Mashariq tentu tahu kalau Indonesia adalah jemaah haji terbesar. Mestinya ada skema mitigasi yang lebih komprehensif dan cepat," jelasnya.

Hilman mengakui bahwa ruang yang tersedia di Mina bagi jemaah haji sangat terbatas.

Setiap jemaah, hanya mendapat ruang pada kisaran 0,8 m2. Namun, kondisi yang semacam ini memang terjadi setiap tahun, sejak puluhan tahun lalu.

"Bahkan, ijtihad ulama dalam menetapkan Mina Jadid menjadi bukti bahwa sempitnya ruang Mina sudah dirasakan dan menjadi diskursus sejak dulu," demikian tutup Hilman.rajamedia

Komentar: