Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

Temukan Banyak Jemaah Diare, Timwas Haji DPR Minta Pemerintah Evaluasi Total Layanan Konsumsi

Laporan: Tim Redaksi
Senin, 01 Juli 2024 | 20:00 WIB
Anggota Timwas Haji DPR RI Luluk Nur Hamidah dalam Rapat Evaluasi Penyelenggaraan Ibadah Haji di Gedung DPR, Jakarta, Senin (1/7/2024). (Foto: Dok Humas DPR)
Anggota Timwas Haji DPR RI Luluk Nur Hamidah dalam Rapat Evaluasi Penyelenggaraan Ibadah Haji di Gedung DPR, Jakarta, Senin (1/7/2024). (Foto: Dok Humas DPR)

RAJAMEDIA.CO - Timwas Haji - Pemerintah diminta mengevaluasi layanan konsumsi Jemaah haji selama di Tanah Suci. Timwas menemukan dan, banyak laporan Jemaah haji yang mengalami diare akibat konsumsi makanan yang tidak layak pada awal ibadah haji.

 

Pernyataan itu disampaikan Anggota Timwas Haji DPR RI Luluk Nur Hamidah dalam Rapat Evaluasi Penyelenggaraan Ibadah Haji di Gedung DPR, Jakarta, Senin (1/7).


“Jemaah terkena diare dari embarkasi Solo, Sumbar, Lampung dan Surabaya akibat konsumsi makanan yang tidak layak pada hari hari awal,” kata Luluk


Dikatakan Luluk, Pemerintah tidak belajar dari haji tahun 2023 yang tidak memenuhi standar pangan konsumsi. 

 

“Konsumsi bukan hanya gizi dan protein saja tetapi kelayakan dari makanan itu sendiri juga harus diperhatikan,” tuturnya.


Dikatakan politisi PKB itu, Pemerintah perlu mengevaluasi operator penyedia konsumsi Indonesia. Karena konsumsi merupakan hal penting untuk tenaga dan kesehatan Jemaah. 

 

“Pemilihan rekanan harus sesuai, pemerintah harus transparan ketika lelang masalah catering,” imbuh Luluk.


Lebih lanjut, dikatakan Luluk, banyak Jemaah haji yang tidak menyukai makanan yang disajikan karena tidak sesuai dengan cita rasa khas masakan Indonesia. 

 

Padahal kata dia, sebelum berangkat, ia mengatakan para jemaah haji dijanjikan makanan dengan cita rasa Indonesia. Mulai dari rendang, opor ayam, mangut lele, dan lain-lain. Tetapi makanan yang dia terima tidak sesuai harapannya.


“Chef tidak dari Indonesia melainkan Bangladesh sehingga banyak Jemaah yang menolak untuk makan karena tidak suka. Chef Indonesia hanya berjumlah 6 orang. Contohnya tiongkok dan Thailand mereka cateringnya langsung dari sana sedangkan kita (Indonesia) kalah dari mereka,” demikian tutup Luluk.rajamedia

Komentar: