Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

Muhammadiyah Tetapkan 1 Syawal 1446 H Jatuh pada 31 Maret 2025

Laporan: Firman
Jumat, 21 Maret 2025 | 23:33 WIB
PP Muhammadiyah Tetapkan 1 Syawal 1446 H Jatuh pada 31 Maret 2025. - Dok. Muhamiyah -
PP Muhammadiyah Tetapkan 1 Syawal 1446 H Jatuh pada 31 Maret 2025. - Dok. Muhamiyah -

RAJAMEDIA.CO - Jakarta, RMN – Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan 1 Syawal 1446 H jatuh pada Senin, 31 Maret 2025. Keputusan ini didasarkan pada metode hisab hakiki wujudul hilal, yang selama ini menjadi pedoman dalam menentukan awal bulan Hijriah.
 

Dalam keterangan resminya, Muhammadiyah menyampaikan bahwa ijtimak terjadi pada Sabtu, 29 Maret 2025, pukul 17.59 WIB. Namun, saat matahari terbenam di Yogyakarta, posisi hilal masih berada di -01° 59′ 04² di bawah ufuk. Dengan kondisi ini, hilal belum dapat terlihat di seluruh wilayah Indonesia, sehingga bulan Ramadan digenapkan menjadi 30 hari dan Idulfitri jatuh pada 31 Maret 2025.
 

Keputusan ini sejalan dengan metode hisab yang digunakan Muhammadiyah selama bertahun-tahun. Metode ini menetapkan awal bulan Hijriah berdasarkan tiga kriteria: ijtimak sudah terjadi sebelum matahari terbenam, bulan terbenam setelah matahari, dan piringan atas bulan berada di atas ufuk saat matahari terbenam. Jika salah satu syarat tidak terpenuhi, bulan berjalan digenapkan menjadi 30 hari.
 

Peralihan ke Kalender Hijriah Global Tunggal
 

Penetapan 1 Syawal 1446 H ini sekaligus menandai penggunaan terakhir metode hisab hakiki wujudul hilal oleh Muhammadiyah. Mulai tahun 1447 H, Muhammadiyah akan mengadopsi Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT), yang mengacu pada konsep satu matlak global.
 

Sistem KHGT menganggap bumi sebagai satu kesatuan wilayah, sehingga awal bulan Hijriah akan ditetapkan seragam di seluruh dunia. Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah menyatakan bahwa perubahan ini bertujuan untuk menyatukan umat Islam dalam aspek penanggalan dan ibadah.
 

“Dengan KHGT, perbedaan awal bulan Hijriah yang selama ini terjadi dapat diminimalkan. Ini merupakan langkah untuk menyesuaikan sistem kalender Islam dengan tantangan zaman serta perkembangan ilmu astronomi,” ujarnya.
 

Selain itu, KHGT diharapkan mempermudah koordinasi umat Islam secara global, terutama dalam penentuan hari-hari besar Islam seperti Ramadan, Idulfitri, dan Iduladha.
 

Dinamika Penetapan Awal Syawal
 

Di Indonesia, penetapan awal bulan Hijriah kerap menjadi perhatian karena metode yang digunakan berbagai organisasi keagamaan bisa berbeda. Muhammadiyah selama ini menggunakan hisab hakiki wujudul hilal, sementara Nahdlatul Ulama (NU) dan pemerintah melalui Kementerian Agama menggunakan metode rukyat atau pemantauan langsung hilal.
 

Dengan adanya perbedaan metode ini, kemungkinan perbedaan hari raya antara Muhammadiyah dan pemerintah masih bisa terjadi pada 2025. Namun, keputusan Muhammadiyah untuk beralih ke KHGT ke depannya diharapkan dapat membawa penyelarasan lebih lanjut dalam penetapan kalender Islam.
 

Sementara itu, Kementerian Agama RI masih akan menggelar Sidang Isbat untuk menentukan awal Syawal 1446 H. Jika hasil rukyat pada 29 Maret 2025 menunjukkan hilal belum terlihat, maka kemungkinan besar Idulfitri versi pemerintah juga akan jatuh pada 31 Maret 2025, sesuai dengan keputusan Muhammadiyah.
 

Menanti Keputusan Pemerintah
 

Hingga kini, umat Islam di Indonesia masih menunggu keputusan resmi dari pemerintah terkait penetapan 1 Syawal. Jika nanti terjadi perbedaan, Muhammadiyah tetap mengimbau masyarakat untuk saling menghormati keputusan yang diambil masing-masing pihak.
 

“Apapun keputusannya, yang terpenting adalah menjaga ukhuwah Islamiyah. Perbedaan metode tidak boleh menjadi penyebab perpecahan di antara sesama Muslim,” ujar seorang tokoh Muhammadiyah.
 

Dengan adanya transisi ke KHGT pada tahun mendatang, Muhammadiyah berharap perbedaan penetapan awal bulan Hijriah dapat semakin berkurang di masa depan.rajamedia

Komentar: