Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

Anwar Sadad: BNPT Garda Terdepan Hadapi Ideologi Transnasional

Laporan: Halim Dzul
Sabtu, 23 Agustus 2025 | 20:08 WIB
Anggota Komisi XIII DPR RI, Anwar Sadad - Humas DPR -
Anggota Komisi XIII DPR RI, Anwar Sadad - Humas DPR -

RAJAMEDIA.CO - Bogor, Parlemem — Anggota Komisi XIII DPR RI, Anwar Sadad, menegaskan pentingnya peran Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam menghadapi ancaman ideologi transnasional yang kerap memicu radikalisme di Indonesia. 
 

Hal itu ia sampaikan dalam kunjungan spesifik Komisi XIII DPR RI ke Kantor BNPT, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Kamis (21/8/2025).
 

Ideologi Impor Tak Punya Akar Kesejarahan
 

Menurut Sadad, banyak aksi terorisme di tanah air berakar pada penafsiran agama yang keliru dan ideologi impor. 
 

“Ideologi transnasional itu bukan dari kearifan bangsa kita, tetapi diimpor dari tempat lain oleh orang-orang yang tidak punya garis genealogi kesejarahan dengan bangsa ini. Nggak ikut perang kemerdekaan, nggak ikut menghadapi Gestapu, tetapi mereka dididik oleh bangsa lain lalu menjadi transmitter gagasan dari luar,” tegasnya.
 

Pencegahan Dimulai dari Pola Pikir
 

Politisi Fraksi Partai Gerindra itu menekankan, pencegahan terorisme harus dimulai dari penataan cara pandang masyarakat. Ia mengapresiasi langkah BNPT yang menggandeng tokoh agama dan budaya dalam program deradikalisasi.
 

“Menurut saya sudah benar kepala BNPT melakukan diskusi, dialog, melibatkan tokoh-tokoh kultural bangsa kita, terutama ormas besar seperti NU, Muhammadiyah, Kokam, Banser, dan tokoh budaya lainnya,” ujarnya.
 

Semua Agama Punya Jejak Radikalisme
 

Sadad mengingatkan bahwa radikalisme bukan hanya persoalan Islam, tetapi juga terjadi dalam sejarah agama lain, termasuk Kristen dan Buddha. Karena itu, ia menekankan pentingnya sosialisasi yang merangkul semua kelompok melalui dialog menyentuh akar persoalan.
 

Faktor Sosial Ekonomi Jadi Pemicu
 

Ia menambahkan, aksi terorisme lahir dari akumulasi berbagai faktor, mulai dari kekecewaan terhadap situasi hingga kerentanan sosial-ekonomi. Dalam kondisi frustrasi, kelompok rentan lebih mudah direkrut dan terdorong melakukan tindakan ekstrem.
 

Restrukturisasi BNPT dan Dukungan Anggaran
 

Sadad menilai langkah restrukturisasi BNPT dengan membentuk kedeputian deradikalisasi merupakan kebijakan strategis. Ia mendorong agar dukungan anggaran ditingkatkan, mengingat kerja-kerja pencegahan kerap bersifat operasi lapangan yang tidak bisa diprediksi.
 

“Di lapangan kita harus berpikir worst scenario. Bahwa kemudian tidak keluar sebutir peluru pun itu urusan lain, tapi kerja-kerja seperti ini tetap membutuhkan dukungan anggaran,” tandasnya.
 

Keberhasilan BNPT Kerap Tak Terlihat
 

Menurut Sadad, penguatan BNPT baik dari sisi kelembagaan, strategi deradikalisasi, maupun pendanaan adalah kebutuhan mendesak. 
 

“Keberhasilan BNPT sering tak terlihat, karena diukur dari kondisi aman yang dinikmati masyarakat. Padahal di balik itu ada kerja besar mencegah ancaman terorisme sejak dini,” pungkasnya.rajamedia

Komentar: