Hilman Latief, Profesor Muda Di Jajaran PP Muhammadiyah 2022-2027, Ini Sosoknya
Raja Media (RM), Jakarta - Anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah masa bakti 2022-2027 hasil Muktamar Muhammadiyah ke-48 di Surakarta memunculkan nama-nama baru.
Terdapat empat nama baru mengisi 13 nama anggota PP Muhammadiyah.
Nama-nama baru itu adalah, Prof. Syamsul Anwar (pakar manhaj tarjih Muhammadiyah), Prof. Irwan Akib (mantan Rektor Unismuh Makassar), Dr. Kiai Saad Ibrahim (figur ulama Muhammadiyah dan organisatoris), dan Prof. Hilman Latief, M.A., Ph.D (pakar filantropi muslim).
Menarik untuk dibahas adalah Hilman Latief. Dirjen Haji Kementerian Agama ini masuk dalam 13 anggota PP Muhammadiyah berdasarkan hasil e-voting yang dilakukan di Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta, Sabtu (19/11).
Hilman menempati posisi ke-5 dengan perolehan suara sebanyak 1.675.
Kader IPM dan Anak Persis
Melansir laman muhammadiyah.or.id, Hilman Latief lahir di Tasikmalaya, 25 September 1975. Ayahnya, Prof. Maman Abdurrahman adalah tokoh teras Persatuan Islam (Persis), yaitu Prof. Dr. H. Maman Abdurrahman yang menjadi Ketua Umum pada 2009 dan periode 2010-2015.
Meski berasal dari keluarga Persis, Hilman kecil menempuh pendidikan di lembaga milik Muhammadiyah, yakni Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam Garut, Jawa Barat.
Dari pesantren inilah dirinya mengenal Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) yang kemudian membawanya aktif menjadi kader untuk Persyarikatan.
Di IPM (saat itu bernama Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM)), Hilman menjadi Ketua I Pimpinan Pusat IRM periode 1998-2000.
Di masa dirinyalah program Forum Taaruf dan Orientasi Siswa (Fortasi) IPM dan sekolah Muhammadiyah seantero Indonesia lahir.
Guru Besar Filantropi Islam di Usia Muda
Selama aktif di IPM, Hilman menempuh kuliah S1 di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Setelah itu, dia menempuh dua kali program S2, yakni bidang Kajian Lintas Agama dan Budaya di Universitas Gadjah Mada (UGM) dan di Western Michigan University, Amerika.
Setelah meraih S2, Hilman melanjutkan pendidikan S3-nya di Utrecht University, Belanda untuk gelar Ph.D. Pasca meraih Ph.D, dirinya melakukan studi post-doctoral dan menjadi peneliti di KITLV, Leiden Belanda dalam proyek riset tentang Citizenship.
Hilman sendiri fokus pada kajian filantropi Islam sejak tahun 2005. Sesuai kepakarannya, Hilman tidak hanya memahami konsep filantropi Islam, tetapi juga konsep filantropi Kristen, Hindu, dan Buddha.
Berkat keseriusannya pada kajian filantropi, ayah dari tiga anak ini dikenal sebagai akademisi filantropi kelas internasional.
Lebih dari 30 workshop, konferensi, dan kuliah umum di berbagai negara telah dia ampu.
Sebagai akademisi, produktivitasnya tak diragukan. Hilman tercatat mempublikasikan enam buku berbahasa Inggris dan 9 buku berbahasa Indonesia.
Selain itu, sejak tahun 2000, Hilman tercatat terlibat dalam 11 penelitian dan mempublikasi 15 jurnal nasional dan internasional.
Produktivitas yang luar biasa di bidang akademik mulai dari riset hingga publikasi jurnal dan buku ini mengantarkan beliau menjadi profesor di usia yang tergolong muda.
Prof. Hilman Latief menjadi Guru Besar UMY di bidang Studi Islam dengan spesialisasi kajian filantropi Islam dan pembangunan pada usia 45 tahun dengan orasi ilmiah berjudul, “Etika dan Semangat Filantropisme, Membaca Filantropi Sebagai Kritik Terhadap Pembangunan.”
Hilman juga tercatat sebagai anggota Akademi Ilmuan Muda Indonesia (ALMI), Ketua Asosiasi Dosen Ekonomi Syariah (ADESY), anggota Bidang Zakat dan Wakaf pada Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI), Chairman of ADESY (Asosiasi Dosen Ekonomi Syariah/Islamic Economic Lecture Association), dan Anggota DPP IAEI (Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia).
Sukses Memajukan Lazismu
Pengalaman dan kemampuan manajerial sebagai seorang birokrat sejati Hilman Latief cukup teruji saat mengemban amanah sebagai Wakil Rektor UMY Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan AIK.
Lewat event Alumni Award, Hilman berhasil mengumpulkan kembali alumni-alumni UMY yang sudah berhasil berkiprah di berbagai bidang.
Hilman menjadi salah satu orang yang berperan dalam membangun UMY menjadi Universitas Swasta berakreditasi A.
Karena kesuksesannya, pada 2015, Hilman dipanggil mengabdi oleh PP. Muhammadiyah untuk menjadi Ketua Badan Pengurus Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu).
Di bawah tangan dinginnya, Lazismu menjelma menjadi LAZNAS yang memiliki perkembangan luar biasa secara profesional dan syar’i.
Mulai dari pertumbuhan donasi, pengelolaan yang akuntabel, hingga penyaluran dana-dana kemanusiaan yang meningkat pesat, tidak hanya dalam cakupan Indonesia melainkan juga menjangkau dunia internasional. LazisMu bahkan meraih Baznas Award pada 2018 dan 2020.
Karena kemahirannya itu juga, Hilman kemudian terpilih menjadi Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama (Kemenag) RI pada Oktober 2021.
Hilman lolos dalam Seleksi Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Madya Kementerian Agama tahun 2021 yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo.
Publikasi Relevan
Latief, Hilman (with Haedar Nashir). Local Dynamics and Global Engagements of the Islamic Modernist Movement in Indonesia: The Case of Muhammadiyah, Journal of Current Southeast Asian Affairs, Issue 2 (2020). Published by German Institute of Global and Area Studies, Hamburg.
Latief, Hilman. “Marketising Piety through Charitable Work: Islamic Charities and the Islamisation of Middle Class Families in Indonesia,” in Filippo Osella and Daromir Rudnyckyj (eds.), Religion and the Morality of Market (Cambridge: Cambridge University Press, 2017), pp. 196-216. ISBN: 9781107186057.
Latief, Hilman. (with R. Alpha Amirrachman) “Islamic Philanthropy and the Rights to Education: Modalities of Education Provision for Underprivileged Groups in Post-New Order Indonesia” in Khun Eng Kuah, Jason Eng Thye Tan (eds.), Educating Marginalized Communities in East and Southeast Asia: State, civil society and NGO partnerships (London and New York: Routledge, 2017), pp. 37-52. ISBN: 9781138673380
Latief, Hilman. “Addressing Unfortunate Wayfarer: Islamic Philanthropy and Indonesian Migrant Workers in Hong Kong,” The Austrian Journal of South-East Asian Studies, 10 (2) (2017), 237-255. Published by / Society for South-East Asian Studies, Vienna, Austria.
Latief, Hilman. “Philanthropy and “Muslim Citizenship” in Post-Suharto Indonesia,” Southeast Asian Studies, Vol 5, No. 2 (August 2016), pp. 269-286. Published by Center for Southeast Asian Studies, Kyoto University.
Buku Karya Hilman Bahasa Inggris:
The Politics of Humanitarianism-based Welfare in Post Disaster Aceh.
Marketising Piety through Charitable Work: Islamic Charities and the Islamisation of Middle Class Families in Indonesia.
Islamic Philanthropy and the Rights to Education: Modalities of Education Provision for Underprivileged Groups in Post-New Order Indonesia.
Rediscovering Peace: Religion, Culture and Politics in the Age of Crisis.
Islam and Humanitarian Affairs: The Middle Class and New Patterns of Social Activism.
Comparative Religion in Medieval Muslim Literature.
Buku Karya Hilman Bahasa Indonesia:
Melayani Umat: Filantropi Islam dan Ideologi Kesejahteraan Kaum Modernis.
Politik Filantropi Islam di Indonesia: Negara, Pasar, dan Masyarakat Sipil.
Islam dan Urusan Kemanusiaan: Konflik, Perdamaian dan Filantropi.
Post-Puritanisme: Pemikiran dan Arah Baru Gerakan Islami Modernis di Indonesia 1995-2015.
Kaum Muda Muslim Milenial: Hibridasi Kultural, Konservatisme, dan Tantangan Radikalisme.
Fatwa-fatwa Filantropi Islam di Indonesia: Atonasi, Komparasi dan Kompilasi.
Filantropi, Globalisasi dan Multikulturalisme.
Sejarah Lokal Muhammadiyah.
Genealogi Pemikiran dan Gerakan Ekonomi Islam di Indonesia.
Info Haji 3 hari yang lalu
Politik | 6 hari yang lalu
Parlemen | 5 hari yang lalu
Nasional | 6 hari yang lalu
Nasional | 5 hari yang lalu
Hukum | 3 hari yang lalu
Politik | 6 hari yang lalu
Opini | 4 hari yang lalu
Olahraga | 6 hari yang lalu
Nasional | 5 hari yang lalu