Rusia Klaim Hancurkan Depot Bantuan Senjata Dari NATO Untuk Ukraina
RAJAMEDIA.co - Pasukan Rusia mengklaim telah menghancurkan sebuah depot yang diklaim berisi senjata-senjata bantuan Amerika Serikat (AS) dan Eropa lainnya yang berada di wilayah Ternopil, Ukraina.
Demikian diberitakan kantor berita Rusia, Interfax, seperti dilansir Reuters, Minggu (12/6). Sementara itu pertarungan sengit di darat dilaporkan terjadi di Ukraina timur, Kota Sievierodonetsk. Pasukan Rusia disebut menggunakan rudal jelajah untuk menyerang bangunan tersebut.
Mengutip dari AFP, pasukan Rusia melakukan penyerbuan roket ke wilayah kota Chortkiv, Ternopil dari Laut Hitam. Gubernur Ternopil mengatakan setidaknya 22 orang jadi korban luka dalam serangan-serangan roket tersebut ke fasilitas militer di sana.
Moskow berkali-kali mengecam AS dan negara-negara lain karena memasok senjata ke Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan awal bulan ini pasukannya akan menyerang target-target baru jika Barat mengirim bantuan rudal jarak jauh ke Ukraina.
Di Sievierodonetsk dilaporkan Gubernur regional Luhansk, Sergiy Gaiday, 'cukup sulit' setelah pasukan Rusia menghancurkan jembatan kedua yang menjadi akses warga tersebut.
Sebagai informasi, Sievierodonetsk telah menjadi pusat pertempuran untuk memperebutkan kendali atas wilayah industri Donbas di Ukraina timur, yang mencakup provinsi Luhansk dan Donetsk.
Sebagian kota itu hancur dalam sejumlah pertempuran yang disebutkan paling berdarah sejak Rusia mulai menginvasi Ukraina pada 24 Februari silam.
Gaiday mengatakan tentara Ukraina dan Rusia masih bertempur di jalan-jalan Sievierodonetsk. Menurutnya meski pasukan Rusia telah merebut sebagian besar kota, tentara Ukraina masih menguasai kawasan industri dan pabrik kimia di mana ratusan warga sipil berlindung.
Ukraina sebelumnya mengatakan sekitar 800 orang bersembunyi di tempat-tempat perlindungan di bawah pabrik Azot. Mereka terdiri dari karyawan pabrik dan penduduk kota.
"Tak seorang pun bisa mengatakan apakah ada korban di sana dan berapa jumlahnya dalam 24 jam terakhir di Sievierodonetsk, di mana pertempuran sengit masih berlangsung," kata Gaiday di aplikasi pesan Telegram, Minggu seperti dikutip dari Reuters.
Info Haji 4 hari yang lalu
Politik | 6 hari yang lalu
Parlemen | 6 hari yang lalu
Nasional | 6 hari yang lalu
Hukum | 3 hari yang lalu
Nasional | 5 hari yang lalu
Opini | 3 hari yang lalu
Opini | 4 hari yang lalu
Politik | 6 hari yang lalu
Nasional | 6 hari yang lalu