Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

Rahasia Haniyeh

Oleh: Dahlan Iskan
Sabtu, 03 Agustus 2024 | 05:23 WIB
Pemimpin tertinggi Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh tewas di Teheran, ibu kota Iran. [Foto: Harian Disway]
Pemimpin tertinggi Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh tewas di Teheran, ibu kota Iran. [Foto: Harian Disway]

RAJAMEDIA.CO - Disway -  Heran. Dari mana Israel dapat info begitu akurat: bahwa malam itu, Rabu dini hari lalu, Ismael Haniyeh tidur di situ? Padahal pemimpin Hamas Palestina itu lagi berada nun jauh di Iran. Di ibu kotanya yang besar, di Tehran.

 

Heran. Begitu tepat senjata Israel menyasar kamar di salah satu bangunan rahasia milik Tentara Revolusi Iran. Haniyeh, 62 tahun, langsung tewas. Demikian juga pengawalnya.

 

Betapa malu Iran. Tamu VVIP-nya dibunuh di negara tuan rumah. Bukan Haniyeh yang ingin datang ke Iran. Iran sendiri yang mengundang Haniyeh: untuk menghadiri pelantikan presiden baru Iran Masoud Pezeshkian.

 

Malam setelah pelantikan itu Haniyeh kembali ke kamar yang sama dengan malam-malam sebelumnya. Jadi Israel memang punya waktu tiga hari untuk mengindera di mana Haniyeh tinggal di Teheran.

 

Ketika Selasa pagi Haniyeh hadir di acara pelantikan presiden, Israel sudah mengincarnya. Pun ketika sehari sebelumnya Haniyeh  bertemu presiden terpilih.

 

Coba tebak: penginderaan model apa yang dipakai Israel. Begitu akurat. Tidak mungkin Israel berhasil menanam chip di tubuh Haniyeh. Atau memang begitu tajamnya penginderaan satelit Israel: bisa mengikuti gerak Haniyeh ke mana pun. Termasuk di waktu malam --ketika dini hari itu sudah pasti Haniyeh di bangunan yang dirahasiakan itu.

 

Bangunan rahasia, di zaman ini, tidak lagi rahasia. Maka, mungkin, pendekatan keamanan untuk VVIP sudah harus diubah. Bukan lagi pada tingkat kerahasiaannya tempatnya, tapi pada tingkat kekuatan bangunannya.

 

Desain ruang tamu VVIP kelihatannya sudah harus dibuat seperti reaktor nuklir. Bukan hanya tahan tsunami atau tahan gempa besar, tapi juga harus tahan hantaman rudal terbesar.

 

Waktu saya masih menjadi sesuatu dulu pernah punya tamu yang menawarkan reaktor nuklir.

 

Sang tamu dari Prancis. Saat itu bencana nuklir Fukushima masih hangat dibicarakan. "Reaktor kami terlindungi bangunan yang kuatnya luar biasa. Tidak runtuh kena rudal," katanya.

 

Di Korea saya juga masuk ke dalam bangunan reaktor nuklir, tepat sebelum peralatan dimasukkan. Luar biasa tebal betonnya.

 

Istana-istana sudah harus dilengkapi ruang kerja presiden seperti itu --kecuali Istana Garuda yang sedang dibangun di IKN. Pun ruang sidang kabinetnya: harus anti rudal.

 

Apa boleh buat. Tempat rahasia di negara setingkat Iran pun bisa dengan mudah dirudal dari luar negeri. Kalau benar senjata itu diluncurkan dari Israel maka jaraknya hitung sendiri: hampir 2.000 km. Melewati udara Iraq paling barat sampai paling timur.

 

Rasanya tidak mungkin senjata itu diluncurkan dari salah satu fasilitas militer Amerika Serikat di Iraq. Terlalu berisiko. Yang paling logis memang langsung diluncurkan dari Israel. Betapa canggih teknologi drone yang digunakan Israel.

 

Dengan tewasnya Haniyeh di Tehran, kini keamanan pemimpin Hisbullah di Lebanon menjadi sangat rawan: Hassan Nasrallah. Apalagi beberapa hari lalu salah satu tangan kanan Nasrallah juga dibunuh Israel dengan cara yang sama. Jenderal Ismail Qaani tewas di bangunan yang juga rahasia.

 

Soal tewasnya Haniyeh mungkin dinas rahasia Iran memang ceroboh. Atau terlalu pede. Haniyeh bermalam di bangunan yang sama lebih dari satu malam. Harusnya tiap malam dipindah. Kalau perlu tiap lima jam.

 

Pola tidur para pemimpin setingkat Haniyeh harusnya juga sudah berubah. Malam jadi siang dan siang untuk tidur. Mengapa Haniyeh masih perlu tidur malam: sehingga di pukul 02.00 waktu Tehran, saat nyenyak-nyenyaknya tidur, senjata jarak jauh menghancurkannya.

 

Saya sulit membayangkan bagaimana pengamanan tokoh antiIsrael paling utama di Lebanon seperti Nasrallah. Yang jarak Lebanon dengan Israel sangat dekat: hanya sepelemparan granat.

 

Dengan terbunuhnya Jenderal Qaani di Beirut dan Haniyeh di Tehran, rasanya sudah bisa disimpulkan: itulah perang cara baru. Bunuh langsung pemimpin musuh. Yakni dengan cara pembunuhan jarak jauh secara diam-diam.

 

Pemimpin tertinggi Iran, Ayatullah Khamenei, sudah memberi komando pembalasan: serang langsung Israel. Tapi belum jelas bagaimana cara menyerang Israel. Seluruh udara Israel dipasangi ”payung” anti senjata jarak jauh.

 

Anda sudah tahu: Israel punya musuh utama yang berbentuk organisasi militer non pemerintah yang kuat: Hamas di Palestina, Hisbullah di Lebanon, dan Houti di Yaman.

 

Para pemimpin mereka kini tidak ada yang aman dari ancaman serangan jenis baru Israel. Tapi yang juga ketar-ketir adalah keluarga 115 orang Israel yang kini jadi tawanan Hamas. Bagaimana nasib mereka.rajamedia

Komentar:
BERITA LAINNYA
Foto-foto Wahyu Kokkang saat merawat ibunda yang ada di bukunya. [Disway]
Kokkang Ibunda
Kamis, 21 November 2024
Bersama Ign Harjito (jaket hitam). [Disway]
Bergodo Kebogiro
Rabu, 20 November 2024
Ilustrasi perjalanan Dahlan Iskan dari Hartford ke Chicago. [Disway]
Critical Parah
Selasa, 19 November 2024
Prasasti Iqra di Yale University. [Disway]
Tafsir Iqra
Senin, 18 November 2024
ersama para orang tua dan peserta yang mengikuti The World Scholar’s Cup Tournament of Champions. [Disway]
Medali Debat
Minggu, 17 November 2024
Elon Musk, Donald Trump and Vivek Ramaswamy. [Foto: Dok Getty Images]
Pemerintahan Sederhana
Sabtu, 16 November 2024