Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

Proporsional Terbuka Ciptakan Kanibalisme Politik! Muhammadiyah Usulkan Dua Alternatif Pemilu

Laporan: Tim Redaksi
Senin, 02 Januari 2023 | 08:08 WIB
Sekum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti/Net
Sekum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti/Net

Raja Media (RM),  Politik -  Muhammadiyah mengusulkan dua sistem  pemilihan pemilu menggantikan sistem pemilihan umum (pemilu) proporsional terbuka yang kini diterapkan di Indonesia .

Sistem ini dianggap sarat masalah sehingga perlu dievaluasi.

Begitu disampaikan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti  seperti diberitakan laman muhammadiyah.id.

Menurut Mu’tii, sistem proporsional terbuka  saat ini menimbulkan praktek politik uang, hingga persaingan tidak sehat antara para calon anggota legislatif.

Akibatnya, tak jarang kualitas anggota legislatif yang terpilih tidak ideal dan buruk.

“Cenderung masyarakat itu memilih figur yang populer dan bermodal, sehingga kekuatan uang memang terasa begitu dominan,” ungkapnya.

Abdul Mu’ti juga berpandangan sistem proporsional terbuka menjadikan peran partai politik melemah karena tidak bisa menominasikan kadernya untuk menjadi anggota legislatif.

“Selain itu, polarisasi politik yang sangat serius. Persaingan menimbulkan politik identitas, yang kadang-kadang dilandasi sentimen-sentimen primordial, baik primordialisme keagamaan, kesukuan, atau kedaerahan,” sambungnya.

Sebagai solusi menggantikan sistem yang dia istilahkan sebagai ‘kanibalisme politik’ itu, Abdul Mu’ti mengatakan Muhammadiyah menawarkan dua opsi sistem pemilu alternatif.

Pertama, sistem proporsional tertutup. Sistem ini membuat pemilih hanya dapat memilih partai politik secara keseluruhan dan tidak dapat memilih kandidat.

“Misalnya, partai politik dapat satu kursi. Maka, yang jadi otomatis (kandidat) nomor 1. Sehingga, mereka (kandidat lain) yang di (nomor urut) bawahnya tidak akan memaksa diri untuk jadi (anggota legislatif),” terangnya.

Kedua, sistem proporsional terbuka-terbatas. Sistem ini, kata dia menetapkan kandidat terpilih mengikuti perolehan suara.

Sebagai contoh, dari sejumlah kandidat dalam satu partai politik, calon terpilih adalah yang suaranya memenuhi bilangan pembagi pemilih (BPP).

Usulan terkait sistem proporsional tertutup ini menurutnya juga telah disampaikan Muhammadiyah sejak Tanwir Muhammadiyah 2014 di Samarinda.rajamedia

Komentar: