Bahas Tantangan Kebangsaan dan Keumatan, 500 Ulama Kumpul di Lamongan
RAJAMEDIA.CO - Lamongan - Halaqah Ulama Nasional yang digelar di Pondok Pesantren Sunan Drajat, Lamongan, Jawa Timur dihadiri lebih dari 500 ulama berkumpul.
Kehadiran para ulama ini bertujuan untuk membahas tantangan kebangsaan dan keumatan di Indonesia.
Kegiatan ini terselenggara atas kerja sama Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kementerian Agama (Kemenag) dengan Rabithah Ma’ahid Al Islamiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (RMI PBNU).
Halaqah Ulama Nasional yang berlangsung selama tiga hari mulai 11-13 Juli 2023 merupakan rangkaian dalam Musabaqah Qira'atil Kutub Nasional 2023 (MQKN 2023).
Halaqah Ulama Nasional kali ini mengambil tema "Menyambut Peradaban Baru, Menguatkan Pesantren dan Revitalisasi Kitab Kuning".
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Waryono Abdul Ghafur menyampaikan Halaqah Ulama menjadi ruang pertemuan para ulama-ulama pesantren untuk mendiskusikan problem tantangan peradaban baru.
"Melalui manhaj dan tradisi keislaman sebagaimana yang selama ini dijaga diamalkan oleh para ulama pesantren,"ujar Waryono Abdul Ghafur di Lamongan, Rabu (12/7).
Menurut Waryono, selain 500 ulama dan pengasuh pesantren terkemuka dari berbagai provinsi di Indonesia, forum ini juga diramaikan oleh Forum Komunikasi Pendidikan Muadalah (FKPM) dan Asosiasi Ma'had Aly (Amali).
Turut hadir pula perwakilan dari Asosiasi Pendidikan Diniyah Formal (Aspendif), Forum Komunikasi Pendidikan Pesantren Salafiyah (FKPPS), dan Forum Komunikasi Diniyah Takkmiliyah (FKDT).
Sejumlah tokoh dijadwalkan hadir dalam gelaran Halaqah Ulama Nasional ini. Di antaranya, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf, Menkopolhukam Prof. Dr. KH. Mahfudz MD, dan Ulil Abshar Abdalla.
Sementara itu, Ketua RMI PBNU KH Hodri Arif menyampaikan saat ini Indonesia tengah menghadapi tiga tantangan serius kaitannya dengan kebangsaan dan keumatan.
"Ketiga tantangan tersebut adalah kelangkaan ulama, modernitas, dan masalah kebangsaan. Untuk itu para ulama bertemu duduk bersama untuk menghasilkan solusi, Agar problematika tersebut dapat ditangani,” ujarnya.
Lebih lanjut kata Kiai Hodri, tantangan para Ulama NU tidak hanya tentang mengaji dan mengasuh Pondok Pesantren. Melainkan, mengerti dan menguasai juga peka dengan problem nasional masa kini.
"Halaqah ini RMI PBNU ini adalah forum ulama-ulama mendiskusikan tantangan peradaban baru untuk menghasilkan solusi melalui metode dan tradisi keislaman Indonesia yang inklusif,” terangnya.
Masih kata Kiai Hodri, RMI PBNU menegaskan, dinamika Islam di Indonesia sering dikooptasi oleh kepentingan pragmatis menggunakan sentimen identitas. Hal itu dapat memicu perpecahan umat yang dapat berpengaruh pada jiwa nasionalisme.
"Halaqah Ulama Nasional ini menyiapkan jalan tatanan peradaban baru yang adil, harmonis, dan menjunjung tinggi kesetaraan dan martabat umat manusia. Dalam acara ini akan muncul banyak gagasan strategis yang dibahas,” demikian tutup Kiai Hodri melansir laman Kemenag.
Info Haji 6 hari yang lalu
Opini | 5 hari yang lalu
Hukum | 5 hari yang lalu
Opini | 6 hari yang lalu
Opini | 4 hari yang lalu
Gaya Hidup | 4 hari yang lalu
Hukum | 6 hari yang lalu
Hukum | 4 hari yang lalu
Hukum | 4 hari yang lalu
Parlemen | 5 hari yang lalu