Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

Variasi Unggulan

Oleh: Dahlan Iskan
Rabu, 08 Januari 2025 | 05:29 WIB
Ilustrasi Sekolah Garuda.--
Ilustrasi Sekolah Garuda.--

RAJAMEDIA.CO - Disway - Sebanyak 40 SMA Unggulan segera dibangun. Anda sudah tahu namanya: SMA Garuda.


Rasanya itu akan seperti SMA Taruna Nusantara: diasramakan, disiplin ketat ala militer, fisik prima seperti tentara, dan penguasaan ilmu yang bermutu.


Prabowo memang bangga pada almamater militernya. Juga pada SMA Taruna Nusantara. Baru di pemerintahannya ini begitu banyak alumnus SMA Taruna Nusantara yang masuk di jajaran elite pemerintahan dan BUMN.


SMA Garuda memang salah satu program utama Presiden Prabowo Subianto. Yang ditugaskan membangunnya, jangan kaget, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.


Tidak ada penjelasan rinci kenapa bukan di bawah Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. Dugaan sementara: karena lulusan SMA Garuda nanti akan dikirim ke berbagai perguruan tinggi kelas dunia.


Awalnya dibangun empat SMA Unggulan dulu. Di tahun 2025 ini: NTT, Bangka, Sulut, dan mungkin IKN. Selebihnya dibangun bertahap sampai 2029.


Di pihak ''seberang'' sana ada sekolah bebas. Sekolah alam. Jenis sekolah ini juga berkembang.


"Sekarang sudah lebih 1000 sekolah alam di Indonesia," ujar Sulthon Amien, pemilik Sekolah Alam Insan Mulia (SAIM) Surabaya. Siswanya pun sudah 1.200 orang. Lahan kian luas: hampir dua hektare.


Di dunia yang lain lagi berkembang sekolah unggulan swasta murni. Sekolah yang berorientasi bisnis: kian mahal kian dikejar. Prinsip perusahaan berlaku di sini: ada harga ada rupa. Mahal tapi mutunya memang andal. Seperti Sekolah Ciputra dan sebangsanya.


Di kalangan sekolah negeri Anda juga sudah tahu: ada yang disebut SMA favorit. Jadi rebutan.


Kristen dan Katolik sudah lama punya sekolah dengan mutu istimewa. Di semua kota di Indonesia. Saking istimewanya sampai sekolah Islam sering jadi bahan olok-olok.


Itu dulu. B


elakangan ini banyak sekali sekolah Islam yang menjelma jadi sekolah unggulan. Mereka kini boleh dibilang sudah menyamai kehebatan mutu sekolah Kristen dan Katolik.


Sebagai contoh saya pernah menyebutkannya: Al-Izzah; Thursina; Al-Hikmah (semua di Jatim); Al Islam, Solo; Bina Insan Mulia di Cirebon; dan banyak lagi. Tentu masih lebih banyak sekolah Islam yang belum berubah: masih biasa-biasa saja.


Ada juga sekolah unggulan yang dipelopori tokoh nasional yang ingin berbakti ke daerah asal. Misalnya: Soposurung di Balige dan Del di utara Balige. Yang satu oleh Jenderal T.B. Silalahi dan satunya oleh Jenderal Luhut Binsar Pandjaitan.


Begitu banyak pihak yang prihatin dengan mutu pendidikan. Sebagian tidak sebatas prihatin tapi berbuat nyata. Rasanya sekolah unggulan akan terus lahir –karena yang tidak unggul tidak dapat pasar.


Sulthon sendiri akan menyelenggarakan pertemuan puncak innovator pendidikan. Bulan depan. School Innovators Summit. Siapa saja boleh mendaftar. Asal memenuhi syarat: sudah mempraktikkan pembaruan dan kreasi nyata dalam menyelenggarakan pendidikan.


Sulthon sendiri akan terus berjuang di jalur sekolah alam. Sulthon pebisnis yang sukses. Ia punya banyak laboratorium diagnostik Parahita. Sudah buka 26 cabang.


Sekolah alam sendiri kini sangat bervaiasi. Masing-masing punya cara dan kurikulum sendiri. Ada yang sangat alami, bebas, seperti yang dilakukan aktor dan penyanyi Dik Doank.


Ada yang ikut ujian nasional dengan cara dititipkan siswa ke sekolah lain. Ada pula yang terpaksa mengakomodasi ujian nasional.


Dengan atau tanpa program pemerintah sekolah unggulan akan terus bermunculan. Kian banyak jumlahnya. Kian banyak jenis dan variasinya.rajamedia

Komentar:
BERITA LAINNYA
ILUSTRASI Prabowo di Antara Jokowi dan Megawati.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Kehilangan Bulan
Selasa, 07 Januari 2025
Dahlan Iskan dalam sebuah kesempatan bertemu Alvin Lim. [Disway]
Alvin Biru
Senin, 06 Januari 2025
Enika (kerudung hitam), Tsani (kerudung putih), Rizki (sebelah Tsani), dan Faisal (paling kanan).--
Sidang Semu
Minggu, 05 Januari 2025
Empat mahasiswa UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, yang mengajukan judicial review ke Mahkamah Konstitusi tentang penghapusan Presidential Threshold.[Foto: Dok UIN Suka/RMN]
Sampit Bantul
Sabtu, 04 Januari 2025
Gedung KPK. --
Palang Rel
Jumat, 03 Januari 2025
Ilustrasi tulisan Dahlan Iskan terkait sengketa pilkada di MK. [Disway]
Uang Benjamin
Kamis, 02 Januari 2025