Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

Sangsikan Data BRIN Soal Membanjirnya TKA Tiongkok, Jubir AMIN Sayangkan Respon 'Intimidasi' Luhut

Laporan: Tim Redaksi
Minggu, 24 Desember 2023 | 19:23 WIB
Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (Foto: Repro)
Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (Foto: Repro)

RAJAMEDIA.CO - Jakarta - Juru bicara Anies-Muhaimin (AMIN), Surya Tjandra, menyayangkan respons Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang menyepelekan data Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terkait membanjirnya tenaga kerja asing (TKA) dari Tiongkok.

Mantan Wakil Menteri ATR/ Wakil Kepala BPN itu menilai tanggapan Luhut tidak sepatutnya dilontarkan di ruang publik.

Diketahui Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Triyono menunjukan data membanjirnya tenaga kerja asing (TKA) dari Tiongkok.

Luhut bahkan sampai menyuruh Triyono menghadapnya untuk beradu data.

"Respons Pak Luhut yang seperti itu rasanya tidak elok dan cenderung menunjukkan sikap yang arogan sebagai pembantu Presiden," ujar Surya dalam keterangan tertulis, Minggu (24/12).

"Penelitian ilmiah dari BRIN harusnya menjadi pintu masuk perbaikan dan mitigasi risiko pembangunan, bukan malah dibuat sebagai ancaman oleh pemerintah," sambungnya.

Dijelaskan Surya Tjandra, tugas BRIN adalah membantu Presiden dalam menyelenggarakan tugas pemerintahan di bidang penelitian, pengembangan, dan pengkajian.

Pemerintah, kata dia, seharusnya berterima kasih atas masukan dari BRIN dan menjadikannya bahan mengevaluasi.

"Bukan malah terkesan mengancam karena ketidaksukaan pada masukan hasil riset obyektif mereka," ujar Surya.

Surya menyebut banyak riset BRIN yang bagus untuk pemerintah.

Ia mencontohkan temuan adanya ketegangan sosial yang meningkat di IKN antara penduduk asli dengan pendatang transmigran terkait jomplangnya harga lahan mereka.

"Mestinya ini bisa segera dimitigasi, bukan ditekan seolah tidak ada, karena bisa jadi ledakan sosial yang tidak perlu," ucapnya.

Menurut Surya, persoalan terkait TKA Tiongkok ini masih jadi isu sensitif di Indonesia. Jangan sampai sikap Luhut menyakiti masyarakat.

"Terlebih untuk isu sensitif seperti penggunaan tenaga kerja asing di tengah kebutuhan banyak pekerja kita, khususnya yang muda untuk mendapat pekerjaan," demikian tutup Surya Tjandra.rajamedia

Komentar: