Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

Ponpes Lansia Ummul Mukminin, Pelipur Senja Perempuan Tangguh!

Oleh: Lia Amalia, M.Pd.I
Senin, 21 April 2025 | 10:39 WIB
Yayasan Pondok Pesantren (Ponpes) Lansia Ummul Mukminin menjadikan ruangan hangat untuk para lansia. - Foto: Dok. Lia Aruzi -
Yayasan Pondok Pesantren (Ponpes) Lansia Ummul Mukminin menjadikan ruangan hangat untuk para lansia. - Foto: Dok. Lia Aruzi -

RAJAMEDIA.CO - DI TENGAH dinamika kehidupan modern yang serba cepat dan kompetitif, kelompok lansia sering kali menjadi bagian masyarakat yang terpinggirkan. Mereka yang telah berjasa membesarkan generasi bangsa, kini banyak yang menjalani hari tua dalam kesepian, keterbatasan, bahkan kemiskinan. 
 

Di sinilah Yayasan Pondok Pesantren (Ponpes) Lansia Ummul Mukminin memainkan perannya—sebagai ruang bernaung yang hangat dan bermakna, khususnya bagi perempuan lansia.
 

Layanan Bagi Mereka yang Terlupakan

 

Didirikan pada tahun 1982, Yayasan Ponpes Lansia Ummul Mukminin hadir sebagai bentuk kepedulian sosial berbasis nilai keislaman, kemanusiaan, dan pengabdian. 
 

Yayasan ini memfokuskan pelayanannya pada perempuan lansia, kelompok yang sering menghadapi kerentanan berlapis—kehilangan pasangan, ditinggal anak-anak, atau hidup dalam kondisi ekonomi yang sulit.
 

Para penghuni datang dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Serang, Tangerang, Pandeglang, Bandung, Lampung, hingga Padang. Keberagaman ini menjadi bukti bahwa isu perlindungan lansia bukanlah persoalan lokal semata, melainkan tantangan nasional yang memerlukan perhatian serius.
 

Sebagian besar penghuni tinggal tanpa dipungut biaya, berkat dukungan donatur dan keluarga yang menyisihkan rezeki untuk menopang operasional yayasan.
 

Ruang Spiritual yang Menyehatkan
 

Ponpes Lansia Ummul Mukminin bukan sekadar tempat tinggal, melainkan juga ruang yang menyediakan kehidupan spiritual dan sosial yang bermakna. Para lansia mengisi keseharian mereka dengan ibadah berjamaah, pengajian, serta khotmil Quran. 
 

Kehidupan spiritual ini membantu menguatkan batin mereka, sekaligus menjadi jembatan untuk membangun kebersamaan antar penghuni.
 

Yayasan juga menyediakan aktivitas produktif, seperti berkebun. Kegiatan ini bukan hanya menjaga kesehatan fisik, tetapi juga menjadi terapi mental dan emosional, memberi rasa berguna dan semangat hidup.
 

Pendekatan Holistik dalam Perawatan Lansia
 

Pelayanan kesehatan menjadi bagian integral dari pendekatan yayasan. Pemeriksaan kesehatan rutin dan pengobatan dasar disediakan secara cuma-cuma, menyadari bahwa dalam usia senja, kesehatan menjadi kebutuhan mendesak yang tak boleh terabaikan.
 

Yayasan ini mengusung pendekatan holistik—menggabungkan aspek spiritual, fisik, emosional, dan sosial. Model ini menunjukkan bahwa kesejahteraan lansia bukan hanya soal tempat tinggal, tetapi juga tentang rasa aman, dihargai, dan dicintai.
 

Dukungan Masyarakat, Nafas Panjang Yayasan
 

Keberlangsungan pelayanan yayasan sangat bergantung pada dukungan masyarakat luas. Donasi finansial, bantuan logistik, dan keterlibatan sebagai relawan menjadi tulang punggung yayasan ini. Di tengah keterbatasan, semangat para pengurus dan relawan tak pernah padam. 

 

Dukungan yang mereka terima menjadi bukti bahwa solidaritas sosial masih hidup di tengah masyarakat kita.
 

Dengan berbagi rezeki, masyarakat tak hanya memberi makan atau tempat tinggal, melainkan juga menjaga martabat manusia di usia senja.
 

Menghidupkan Semangat Kartini
 

Di bulan April, semangat perjuangan RA Kartini terasa relevan dengan kiprah Yayasan Ponpes Lansia Ummul Mukminin. Kartini memperjuangkan hak-hak perempuan untuk hidup bermartabat, dan semangat itu kini hidup dalam bentuk layanan nyata bagi perempuan lansia.
 

Yayasan ini tidak hanya merawat tubuh mereka, tetapi juga memuliakan jiwa—menghidupkan harapan, dan menjaga harga diri. Semangat Kartini tak berhenti pada buku sejarah atau perayaan simbolik, tetapi menjelma dalam aksi yang berkesinambungan.
 

Menjaga Martabat di Usia Senja
 

“Lansia Sehat, Lansia Bahagia” bukan sekadar semboyan, tetapi cita-cita yang diupayakan setiap hari. Bagi para pengurus dan relawan, setiap senyum lansia adalah ganjaran paling tulus dari kerja keras mereka.
 

Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan para pengurus, relawan, dan donatur dengan balasan berlipat ganda. Amin ya Rabbal Alamin.
 

Sebagai penulis, saya—Lia Amalia, M.Pd.I—menyusun catatan ini sebagai bentuk penghargaan terhadap perjuangan tanpa pamrih dalam merawat para lansia. 
 

Sebagai aktivis HMI, pengurus Muslim Care Foundation, mantan PDLN di Nottingham, Inggris (2017–2019), guru PAI di SMAN 101 Jakarta, dan Bendahara MGMP PAI Provinsi DKI Jakarta, saya percaya bahwa perhatian terhadap lansia bukan pilihan, melainkan kewajiban moral dan sosial.
 

“Karena kelak, kita semua akan menua. Dan setiap orang layak tua dengan bahagia dan bermartabat.”rajamedia

Komentar:
BERITA LAINNYA