Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

MDMC Raih Sertifikasi WHO, Jadi EMT Pertama di Indonesia yang Diakui Dunia

Laporan: Halim Dzul
Sabtu, 15 November 2025 | 21:17 WIB
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Agus Taufiqurrahman - Dok. Muhammadiyah -
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Agus Taufiqurrahman - Dok. Muhammadiyah -

RAJAMEDIA.CO - Makassar, MDMC - Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Agus Taufiqurrahman, membuka Program Pelatihan dan Pendampingan untuk memperkuat kapasitas Organisasi Lembaga Resiliensi Bencana (LRB) Regional Timur di Universitas Muhammadiyah Makassar, Jumat (14/11). 
 

Dalam kesempatan tersebut, ia mengumumkan prestasi gemilang Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) yang meraih sertifikasi Emergency Medical Team (EMT) dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
 

"Di usia ke-13, MDMC memberikan 'hadiah besar' bagi Muhammadiyah dan bangsa Indonesia. Keberhasilan EMT Muhammadiyah meraih sertifikasi WHO menjadikannya EMT pertama di Indonesia yang mendapat pengakuan tersebut, sekaligus ke-16 di tingkat internasional," tegas Agus dalam sambutannya.
 

Pengakuan Internasional dan Peran Strategis
 

Prestasi ini tidak hanya mengharumkan nama persyarikatan Muhammadiyah, tetapi juga membanggakan Indonesia di kancah global. Agus menekankan bahwa MDMC telah konsisten berada di garis depan dalam penanganan bencana, bahkan seringkali lebih cepat turun ke lokasi dibandingkan lembaga kebencanaan lainnya.
 

Pengakuan terhadap kapasitas MDMC semakin kuat dengan penunjukan Dr. Rahmawati Husein sebagai deputi di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Karena perannya di pemerintah, Rahmawati kini menjadi unsur pengarah dalam MDMC atau dewan pakar.
 

Kisah Heroik di Turki dan Palestina
 

Agus memaparkan pengalaman heroik ketika Muhammadiyah mendapat panggilan mendadak dari Kementerian Luar Negeri untuk menangani gempa besar di Turki. "Kalau negara yang meminta, saya langsung jawab siap," ujarnya. Dari sekitar 26 anggota tim, 23 di antaranya adalah relawan Muhammadiyah.
 

Bahkan, tenda EMT yang sebenarnya dipersiapkan untuk verifikasi WHO justru diminta pemerintah untuk ditinggal di Turki, meski nilainya mencapai Rp4,5 miliar. Dengan dukungan MPKO, Lazismu, dan berbagai pihak lain, kebutuhan pengganti tenda akhirnya terpenuhi.
 

Kini, MDMC juga sedang mempersiapkan tim EMT untuk membantu pengungsi Palestina. Agus membuka kesempatan bagi relawan Indonesia Timur untuk turut bergabung dalam misi kemanusiaan ini.
 

Transformasi dari Responsif Menuju Resiliensi
 

Agus menekankan bahwa perubahan nama dari Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) menjadi Lembaga Resiliensi Bencana (LRB) menunjukkan orientasi Muhammadiyah yang lebih komprehensif terhadap ketahanan, bukan hanya respons bencana.
 

Ia menegaskan pentingnya kesiapsiagaan, meskipun suatu daerah jarang mengalami gempa. 
 

"Kita harus belajar dari pengalaman Papua yang beberapa tahun lalu dilanda banjir bandang Wasior—sesuatu yang sebelumnya tidak pernah dibayangkan terjadi," ujarnya.
 

Dukungan untuk Pengembangan Indonesia Timur
 

Agus memuji kemajuan Muhammadiyah di Makassar dan Indonesia Timur, mengingatkan bahwa secara historis Muhammadiyah "lahir di Jogja, berkembang di Padang, dan besar di Makassar". Peran perguruan tinggi Muhammadiyah di Makassar disebut sangat menonjol, termasuk sebagai pusat pendidikan kebencanaan.
 

Ia juga menyampaikan perkembangan menggembirakan dari Papua, termasuk pembangunan gedung Rumah Sakit Muhammadiyah di Sorong, serta wakaf dan pembebasan lahan seluas 54 hektare di Teluk Bintuni.
 

Brand MDMC yang Diakui Global
 

Agus membagikan pengalaman bahwa atribut MDMC kerap membuatnya disapa oleh warga Indonesia di luar negeri. 
 

"Topi MDMC saja sudah jadi identitas," ujarnya. Hal ini menunjukkan kuatnya brand MDMC sebagai simbol dedikasi kemanusiaan Muhammadiyah yang diakui secara internasional.
 

Di akhir sambutan, Agus secara resmi membuka acara pelatihan dengan pembacaan basmalah dan menyampaikan harapan agar Allah menjaga niat ikhlas, memberi semangat juang dan kesabaran bagi semua pihak yang terlibat dalam penguatan kapasitas kebencanaan di Indonesia Timur.rajamedia

Komentar: