Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

Imigrasi Soetta Gagalkan 1.524 Korban TPPO, Ini Strategi Berlapisnya

Laporan: Firman
Sabtu, 11 Oktober 2025 | 11:23 WIB
Ilustrasi layanan Kantor Imigrasi Soetta - Repro -
Ilustrasi layanan Kantor Imigrasi Soetta - Repro -

RAJAMEDIA.CO -  Jakarta, TPPO - Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Soekarno-Hatta berhasil menggagalkan 1.524 orang menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) sepanjang Januari-September 2025. Upaya pencegahan dilakukan melalui sistem berlapis mulai dari desa hingga bandara.
 

Kepala Kantor Imigrasi Soekarno-Hatta, Galih Priya Kartika Perdhana, memaparkan strategi pencegahan yang dilakukan tidak hanya mengandalkan teknologi, tetapi juga pendekatan manusiawi melalui desa binaan.
 

Filter Pertama: Desa Binaan dan Sosialisasi ke Masyarakat
 

Pencegahan TPPO dimulai dari hulu dengan program desa binaan. Petugas imigrasi turun langsung memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya TPPO.
 

"Program ini menempatkan petugas imigrasi sebagai penggerak edukasi masyarakat agar memahami bahaya TPPO dan TPPM," kata Galih, mengutip laman RRI, Sabtu (11/10/2025).
 

Kehadiran petugas imigrasi di desa disebut Galih sebagai terobosan baru. Mereka bertugas memberikan sosialisasi agar masyarakat mengurungkan niat berangkat secara ilegal.
 

Filter Kedua: Wawancara Ketat Pembuatan Paspor
 

Tahap pencegahan berikutnya dilakukan pada proses pembuatan paspor. Petugas imigrasi melakukan wawancara mendalam untuk mengidentifikasi calon korban sejak dini.
 

"Dari hasil evaluasi kami, ada 167 penolakan paspor yang berkaitan dengan potensi TPPM dan pelanggaran prosedural. Ini menjadi indikator bahwa wawancara imigrasi sangat efektif mencegah TPPO dari hulu," ucap Galih.
 

Filter Ketiga: Profiling Manual di Bandara
 

Meski sistem autogate telah diterapkan, petugas imigrasi di Bandara Soekarno-Hatta tetap melakukan profiling manual terhadap calon penumpang.
 

Ciri-ciri seperti gestur, pakaian, hingga bahasa tubuh menjadi perhatian khusus. Galih berharap ke depan ada sistem terintegrasi yang bisa mengenali calon korban TPPO secara otomatis.
 

"Harapan kami ke depan, ada sistem subject of interest yang terintegrasi. Jika ada data dari BP3MI, Kemenaker, atau Kepolisian tentang calon korban yang hendak berangkat, maka sistem kami bisa otomatis mengenali dan menolak keberangkatan," kata Galih.
 

Ombudsman Apresiasi Langkah Progresif Imigrasi
 

Asisten Muda Ombudsman RI, Andi, memberikan apresiasi tinggi terhadap langkah progresif Imigrasi Soekarno-Hatta. Ia mengakui adanya program inovatif seperti Simpasa dan desa binaan.
 

"Walaupun ini di luar tugas pokok dan fungsi imigrasi, tapi mereka tetap melakukannya dan terobosannya luar biasa," ujarnya.
 

Namun, Andi mengingatkan bahwa peluang lolosnya korban tetap ada. Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas instansi untuk pencegahan TPPO yang lebih efektif.rajamedia

Komentar: