Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

Ibas: Demokrat Tak Pernah Urus Ijazah Jokowi, Tuduhan Itu Fitnah Keji!

Laporan: Firman
Selasa, 29 Juli 2025 | 14:43 WIB
Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono - Foto: Dok Demokrat -
Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono - Foto: Dok Demokrat -

RAJAMEDIA.CO - Jakarta, Polkam — Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas, akhirnya buka suara soal tudingan liar yang menyebut partainya berada di balik isu ijazah palsu Presiden ke-7 RI, Joko Widodo. 
 

Dengan tegas, Ibas menyebut tuduhan itu sebagai fitnah keji dan pembunuhan karakter terhadap institusi politik yang sah.
 

“Kami dari Partai Demokrat menanggapi dengan tegas tuduhan bahwa ‘partai biru’ adalah dalang di balik isu ijazah palsu Presiden Joko Widodo. Tuduhan ini adalah fitnah keji, tidak berdasar, dan merupakan bentuk pembunuhan karakter,” kata Ibas dalam keterangannya, Selasa (29/7).


Demokrat Tak Ada Urusan, Roy Bukan Kader Sejak 2019
 

Ibas menyatakan dengan terang: Demokrat sejak awal tidak pernah ikut campur, apalagi punya hubungan dengan isu personal Jokowi.
 

“Kami menolak keras segala bentuk politisasi kebohongan demi kepentingan sempit,” ujarnya.

 

Ia menegaskan, pihak-pihak yang berusaha mengaitkan Demokrat dengan polemik ijazah adalah bagian dari manuver politik kotor yang hanya akan memperkeruh ruang publik dan memecah belah bangsa.
 

“Upaya untuk mengaitkan Demokrat dengan isu ini adalah manuver politik yang tidak sehat, menyesatkan publik, dan mencederai nilai-nilai demokrasi,” jelasnya.
 

Tak hanya itu, Ibas juga menyinggung nama Roy Suryo, yang diketahui sebagai pelapor kasus ijazah Jokowi ke kepolisian. Ibas menegaskan bahwa Roy sudah bukan bagian dari Demokrat sejak 2019.
 

“Saudara Roy Suryo bukan lagi kader Partai Demokrat. Pernyataannya adalah sikap pribadi dan tidak mencerminkan pandangan atau kebijakan partai,” tandasnya.


Narasi Jahat Harus Dihentikan
 

Di akhir pernyataannya, Ibas mengingatkan bahwa menjadikan kebohongan sebagai senjata politik adalah praktik berbahaya yang bisa mengoyak demokrasi.
 

“Narasi jahat seperti ini harus dihentikan. Demokrasi harus dibangun di atas kejujuran dan tanggung jawab,” pungkasnya.rajamedia

Komentar: