Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

Dua Penyebab PPP Gagal ke Senayan yang Tak Boleh Terulang Lagi

Laporan: Zulhidayat Siregar
Jumat, 12 September 2025 | 19:03 WIB
---
---

RAJAMEDIA.CO - Jakarta, Politik - Hasil Pemilu 2024 lalu menjadi mimpi buruk bagi kader PPP. Karena partai ini terlempar dari DPR RI untuk pertama kali sejak didirikan lebih dari setengah abad yang lalu.


Musbabnya, perolehan suara partai berlambang Ka'bah ini jeblok, hanya mendapat 3,87 persen suara nasional, di bawah ambang batas parlemen (4 persen).


Ketua DPC PPP Kota Bekasi, Jawa Barat, Sholihin, menganalisa setidaknya ada dua penyebab tergerusnya suara partai sehingga tidak masuk ke parlemen.


Pertama, pengurus DPP gagal dalam menjabarkan visi, misi, strategi partai dalam tataran praktis. Akibatnya target menjadi tidak tercapai. “Itu kesalahan kolektif DPP,” jelasnya kepada Raja Media Network (RMN), Jumat (12/9/2025).


Kedua, pihak DPP seenaknya dalam penempatan caleg di sebuah daerah pemilihan. Bukan berdasarkan kajian siapa sosok yang memiliki basis dan jaringan di daerah tersebut.


"Kadang-kadang DPP itu asal menurunkan orang Jakarta ke daerah. (DPP) Tidak bicara champion," ucapnya.


Dia menegaskan hal itu tidak boleh terjadi lagi pada pemilu berikutnya. Ketokohan seorang figur di sebuah daerah harus jadi patokan utama dalam penentuan caleg. Bukan asal pengurus DPP.


"Ke depan bagaimana DPP itu harus melihat basis, ketokohan. Karena mereka punya basis, punya jaringan. Jadi tidak selalu karena dia orang DPP dari Jakarta, diturunkan ke basis daerah yang mereka tidak punya relasi, tidak punya akar di bawah," tegasnya.


Politikus yang akrab disapa Gus Shol ini menekankan hal tersebut karena sangat berharap PPP kembali ke Senayan. Menurutnya, hal ini harus menjadi target utama siapa pun yang akan terpilih sebagai ketua umum pada Muktamar PPP yang akan digelar akhir bulan ini.


"Kalau bagi saya (ketua umum) tidak mesti pengusaha, tidak mesti kiai. Yang penting bagaimana dia punya kemauan, kemampuan, dan kepedulian agar PPP bisa kembali ke Senayan," demikian Sholihin. 
 rajamedia

Komentar: