Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

Disebut Plonga-plongo Hingga Fir’aun! Jokowi: Ya Nda Apa, Saya Menerima Saja...

Laporan: Tim Redaksi
Rabu, 16 Agustus 2023 | 14:35 WIB
Presiden Joko Widodo  menggunakan busana Adat Tanimbar di Sidang Tahunan MPR, DPR dan DPD RI. (Foto: Repro)
Presiden Joko Widodo menggunakan busana Adat Tanimbar di Sidang Tahunan MPR, DPR dan DPD RI. (Foto: Repro)

RAJAMEDIA.CO - Jakarta - Dalam pidato di Sidang Tahunan MPR, DPR, dan DPD RI di Gedung Nusantara, Komplek Parlemen, Senayan, Rabu (16/8), Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan isi hatinya kepada seluruh masyarakat Indonesia tentang beratnya menjadi seorang presiden.

"Posisi Presiden itu, tidak senyaman yang dipersepsikan. Ada tanggung jawab besar yang harus diemban. Banyak permasalahan rakyat yang harus diselesaikan dan dengan adanya media sosial seperti sekarang ini. Apapun, apapun bisa sampai ke Presiden," ujar Jokowi.

Mantan Walikota Solo itu mengatakan seluruh limpahan kekesalan masyarakat kepadanya telah sampai ke telinganya, dari amarah rakyat hingga ejekan kepadanya.

"Mulai dari masalah rakyat di pinggiran sampai kemarahan, ejekan, bahkan makian dan fitnahan. Bisa dengan mudah disampaikan," ujarnya.

"Saya tahu ada yang mengatakan Saya ini bodoh, plonga-plongo, tidak tahu apa-apa, Fir’aun, tolol. Ya nda apa, sebagai pribadi saya menerima saja," jelasnya.

Jokowi mengaku sedih lantaran budaya budi pekerti luhur bangsa Indonesia yang sudah mulai luntur lantaran bebas mengutarakan kalimat kurang sopan secara terbuka.

"Tapi yang membuat saya sedih budaya santun budi pekerti luhur bangsa ini, kok kelihatannya mulai hilang? Kebebasan dan demokrasi digunakan untuk melampiaskan kedengkian dan fitnah," ujarnya.

"Polusi di wilayah budaya ini sangat melukai keluhuran budi pekerti bangsa Indonesia. Memang tidak semua seperti itu. Saya melihat mayoritas masyarakat juga sangat kecewa dengan polusi budaya tersebut," imbuhnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan cacian dan makian yang ada justru membangunkan nurani bangsa untuk bersatu menjaga moralitas ruang publik.

"Bersatu menjaga mentalitas masyarakat sehingga kita bisa tetap melangkah maju, menjalankan transformasi bangsa. Menuju Indonesia Maju. Menuju Indonesia Emas 2045. Ini yang bolak balik saya sampaikan di setiap kesempatan," tutupnya.rajamedia

Komentar: