Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

Dianugrahi Doktor Kehormatan, Haedar Nashir: Tahniah Ustaz Adi Hidayat

Laporan: CAREP-RM-1
Selasa, 30 Mei 2023 | 19:12 WIB
Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si dan Rektor UMJ, Dr. Ma’mun Murod saat penganugerahan gelar Doktor Kehormatan , Ustaz Adi Hidayat, Lc, MA. (Foto: Dok UMJ)
Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si dan Rektor UMJ, Dr. Ma’mun Murod saat penganugerahan gelar Doktor Kehormatan , Ustaz Adi Hidayat, Lc, MA. (Foto: Dok UMJ)

RAJAMEDIA.CO - Jakarta  - Ucapan tahniah (selamat) atas dianugerahkannya gelar kehormatan akademik, Doktor Honoris Causa (HC) kepada ulama muda, Ustaz Adi Hidayat (UAH) disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Haedar Nashir.

UAH meraih Dr. HC bidang Manajemen Pendidikan Islam Program Studi S3 Manajemen Pendidikan Islam, Sekolah Pascasarjana UMJ.

UAH dianggap berjasa dan atau berkarya luar biasa bagi ilmu pengetahuan dan umat manusia dalam bidang Manajemen Pendidikan Islam.

Dalam sambutan rapat senat terbuka, Haedar menyatakan kesepakatan terhadap tim promotor terkait kelayakan dan kepatutan UAH untuk memperoleh gelar HC.

"Jika tadi promotor dalam berbagai konsiderannya ada mengeluarkan kata-kata luar biasa dalam beberapa persyaratan, saya yakin, penerima Dr. HC yang ada di samping ini (UAH) memang sosok kader Muhammadiyah yang luar biasa dalam berbagai aspek,” ujar Haedar di Aula Gedung Cendikia Kampus UMJ, Selasa (30/5).

Dengan gelar itu, UAH sebagai Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah diharapkan dapat meningkatkan pengkhidmatannya dalam mentrasformasikan pendidikan Islam yang berkemajuan dan terintegrasi dengan basis Alquran dan Sunnah.

"Ada tantangan yang tidak sederhana bagi kita, lembaga-lembaga pendidikan Islam dan lembaga dakwah Islam di Indonesia, yakni bagaimana mengimplementasikan gagasan UAH secara aplikatif,” kata Haedar.

Dibeberkan Haedar, tantangannya pertama, kita ada di realitas budaya dan ekosistem yang sering berbenturan dengan nilai-nilai Islam sebagaimana kita normatifkan dan idealisasikan.

Bahkan kata Haedar, kita berhadapan dengan pola perilaku yang membudaya seperti korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, dusta personal maupun kolektif dan sistem, yang itu juga dilakukan oleh mereka yang beragama Islam,.

"Ini artinya bahwa ada kesenjangan transformasi antara value, qimmah, nilai-nilai utama tadi dengan realitas kehidupan yang selalu penuh dengan pesona," ujarnya.

"Saya yakin inilah tugas para pendidik dan lembaga-lembaga pendidikan Islam dan saya yakin UAH semakin diperlukan pemikiran dan pengkhidmatannya untuk kita baik di Muhammadiyah maupun lembaga Islam pada umumnya,” sambung Haedar.

Atas beragam kesuksesan UAH dalam pengkhidmatan pendidikan Islam, Haedar optimis pendidikan Islam transformatif yang holistik, modern dan berkemajuan dapat kian ditingkatkan sebagai ekosistem pemikiran alternatif dan unggul.

"Ini anugerah yang patut disyukuri dan kami percaya setelah UAH dapat penghargaan akan makin tinggi ilmunya, makin tawadhu, serkaligus pengkhidmatannya yang luar biasa untuk Persyarikatan, umat, bangsa dan kemanusiaan global,” demkian tutup Haedar dilansir dari laman muhammadiyah.or.id.

Sebagai informasi, UAH dianugerahi gelar Doktor (HC) untuk bidang Manajemen Pendidikan Islam Program Studi S3 Manajemen Pendidikan Islam, Sekolah Pascasarjana UMJ.

Penganugerahan diberikan, lantaran UAH dianggap berjasa dan atau berkarya luar biasa bagi ilmu pengetahuan dan umat manusia dalam bidang Manajemen Pendidikan Islam.rajamedia

Komentar: