BAHAYA! Mikroplastik Sudah 'Mengotori' Air Hujan di Jakarta, BRIN Bongkar Fakta Mengejutkan!
 
                      RAJAMEDIA.CO - Jakarta, Kesehatan - Riset terbaru Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkap tembah mengkhawatirkan. Mikroplastik, partikel plastik berukuran super kecil, kini tidak hanya ditemukan di laut atau makanan, tetapi sudah terbawa angin dan jatuh bersama air hujan di wilayah Jakarta.
 
Temuan ini membuktikan bahwa mikroplastik telah menjadi bagian dari siklus lingkungan kita. Partikel plastik yang hancur di darat atau laut dapat terangkat angin, terbawa ke atmosfer, dan akhirnya turun kembali ke bumi bersama dengan hujan.
 
Apa Itu Mikroplastik dan Jenis-jenisnya?
 
Mikroplastik didefinisikan sebagai partikel plastik berukuran kurang dari 5 milimeter hingga satu mikrometer. Karena ukurannya yang sangat kecil dan sifatnya yang sulit terurai, partikel ini bisa bertahan sangat lama di lingkungan dan mudah berpindah-pindah, dari udara ke tanah, hingga ke perairan.
 
Secara umum, mikroplastik terbagi menjadi dua jenis:
 
1. Mikroplastik Primer: Partikel yang sejak awal diciptakan berukuran kecil, seperti microbeads dalam produk kosmetik, pasta gigi, atau pembersih wajah.
 
2. Mikroplastik Sekunder: Berasal dari pecahan plastik berukuran besar yang terdegradasi, seperti kantong kresek, botol minuman, atau jaring nelayan.
Lantas, Berbahayakah bagi Kesehatan?
 
Menanggapi temuan ini, Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Kesehatan RI, Aji Muhawarman, menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu langsung panik.
 
"Fenomena ini perlu diwaspadai, bukan ditakuti. Ini adalah sinyal bahwa partikel plastik sudah tersebar sangat luas di sekitar kita," jelas Aji, dikutip dari laman Kemenkes, Jumat (1/11).
 
Menurutnya, paparan mikroplastik pada manusia umumnya terjadi melalui dua jalur utama:
 
1. Melalui Konsumsi: Masuk lewat makanan dan minuman seperti garam, seafood, dan air minum dalam kemasan.
 
2. Melalui Pernapasan: Terhirup dari udara, misalnya dari serat sintetis pakaian atau debu perkotaan.
 
Potensi Risiko dan Langkah Pencegahan
 
Beberapa penelitian internasional menunjukkan bahwa paparan jangka panjang mikroplastik dalam jumlah besar berpotensi memicu peradangan jaringan tubuh. Bahan kimia seperti BPA dan phthalates yang menempel pada partikel ini juga dicurigai dapat mengganggu sistem hormon dan reproduksi.
 
Namun, para ahli menekankan bahwa hingga saat ini belum ada bukti ilmiah kuat yang menyatakan mikroplastik secara langsung menyebabkan penyakit tertentu pada manusia. Tingkat paparan pada populasi umum masih relatif rendah dan terus menjadi subjek penelitian intensif.
 
Sebagai langkah pencegahan, Aji mengimbau masyarakat untuk:
- Mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
- Menjaga kebersihan rumah dari debu.
- Tidak membakar sampah plastik.
- Menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan, terutama di kondisi udara kering.
- Beralih ke botol minum isi ulang dan tas belanja non-plastik.
- Aktif memilah sampah.
"Langkah-langkah kecil ini sangat penting untuk menekan jumlah plastik di lingkungan dan mencegah terbentuknya lebih banyak mikroplastik di masa depan," pungkas Aji.
Sumber: Biro Komunikasi dan Informasi Publik, Kementerian Kesehatan RI
Politik | 6 hari yang lalu
Hukum | 4 hari yang lalu
Kesehatan | 3 hari yang lalu
Dunia | 6 hari yang lalu
Nasional | 3 hari yang lalu
Nasional | 6 hari yang lalu
Nasional | 4 hari yang lalu
Parlemen | 6 hari yang lalu
Daerah | 3 hari yang lalu
 
              










 
                    