RS Lapangan INA-EMT Sudah Tangani 276 Pasien, Kader Muhammadiyah Di Turki Jadi Penerjemah
Raja Media (RM), Turki - Kader-kader dari Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah-‘Aisyiyah (PCIM/PCIA) Turki dilibatkan dalam penanganan penyintas gempa bumi di Rumah Sakit Lapangan Indonesia Emergency Medical Team (INA-EMT).
Para kader Muhammadiyah itu bertugas sebagai penerjemah dalam pelayanan pasien di rumah sakit lapangan INA-EMT.
Sebelumnya sebanyak 23 orang dokter, perawat dan personil pendukung anggota EMT Muhammadiyah telah bergabung dengan INA – EMT berangkat bersama tim pemerintah RI dari Jakarta.
Wakil Ketua Tim INA-EMT, dr. Corona Rintawan menjelaskan, relawan Indonesia yang dikirim ke Turki tidak semua fasih berbahasa lokal.Karena itu diperlukan penerjemah untuk mempercepat dan mempermudah penanganan.
"Untuk mendukung pelayanan kesehatan rumah sakit lapangan Tim INA-EMT dibutuhkan para penerjemah,” dokter Corona dalam keterangan persnya, dikutip dari laman muhammadiyah.orid, Senin (20/2).
Kunjungan pasien sendiri sejak hari pertama di Rumah Sakit Lapangan INA-EMT berjumlah 2 pasien, di hari ketiga 9 pasien, kemudian memasuki hari ketiga 119 pasien, dan hari keempat 146 pasien.
"Nampak lonjakan yang cukup signifikan. Total hingga hari ini terdapat 276 pasien pada layanan rumah sakit lapangan INA-EMT," ujarnya.
Rumah Sakit Lapangan INA-EMT sendiri menggunakan sebanyak 30 tenda darurat, dan sebanyak 18 tenda darurat merupakan fasilitas milik EMT Muhammadiyah yang dikoordinasikan oleh Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) dengan dukungan LAZISMU dan Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) Muhammadiyah.
Sementara Liaison Officer Tim INA-EMT Abdoel Malik mengatakan alasan ditambahnya jumlah penerjemah juga dikarenakan jam operasional rumah sakit yang saat ini melayani pasien selama 24 jam.
“Dengan penambahan jumlah pasien yang signifikan, tentu 13 penerjemah yang sudah ada tidak mampu jika harus stand by 24 jam. Sehingga diputuskan untuk adanya penambahan penerjemah yang berasal dari PCIM dan PCIA Turki berjumlah 10 penerjemah,” ungkap Malik yang juga anggota EMT Muhammadiyah itu.
Sebagai informasi, di sekitar tenda pelayanan masih terjadi gempa susulan dengan dengan magnitudo 4,2 SR dan kedalaman 6,7 KM.
Lokasi gempa susulan tersebut cukup dekat dengan lokasi rumah sakit lapangan INA-EMT, yakni 13 KM. Selain itu, suhu udara di Kota Hassa, tempa tim INA-EMT bertugas, berada di kisaran -4 derajat celcius hingga 10 derajat celcius.
Sementara untuk, sumber listrik rumah sakit lapangan sementara masih memanfaatkan generator.
Total terdapat 13 generator, 3 di antaranya merupakan generator milik EMT Muhammadiyah-Indonesia. Satu generator milik EMT Muhammadiyah-Indonesia sudah tidak bisa berfungsi karena kapasitas yang berlebih.
Info Haji 4 hari yang lalu
Politik | 6 hari yang lalu
Parlemen | 6 hari yang lalu
Hukum | 3 hari yang lalu
Nasional | 6 hari yang lalu
Nasional | 5 hari yang lalu
Politik | 6 hari yang lalu
Opini | 3 hari yang lalu
Opini | 5 hari yang lalu
Olahraga | 6 hari yang lalu