Romahurmuziy Curigai "Operasi Sayang Anak" Dibalik Melejitnya Suara PSI
RAJAMEDIA.CO - Politik, Jakarta - Melejitnya Suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan mendadak melejit di atas 3% berdasarkan hasil Sirekap Komisi Pemilihan Umum (KPU) membuat gerah DPP Partai Persatuan Pembangunan.
Majelis Pertimbangan PPP Romahurmuziy (Romy) mempertanyakan dengan keras.
PPP kata Romy meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Baswalu) untuk memberi atensi dan tindak lanjut atas kenaikan suara Partai Solidaritas Indonesia.
Jika tidak, maka DPP PPP akan meminta hal tersebut sebagai bagian yang termasuk dibongkar di hak angket pekan ini.
Politisi PPP Muhammad Romahurmuziy menilai bahwa kenaikan suara PSI tidak wajar. Berdasarkan perhitungan, ada beberapa tempat pemungutan suara (TPS) dimana suara PSI mencapai 50 persen.
"Kalau ini tidak dikoreksi, DPP PPP akan meminta hal ini bagian yang termasuk dibongkar seterang-terangnya di hak angket pekan ini! Saya mohon atensi @kpu_ri dan @bawasluri secara terbuka dan tindak lanjutnya secara cepat dan seksama!" ujar Romahurmuziy dikutip dari akun Instagram @romahurmuziy, Minggu (3/3).
Dijelaskan Romy, PSI yang dipimpin oleh Kaesang Pangarep, mendapat 3% atau 2.291.882 suara saat pengumpulan data 540.231 TPS dari total 823.236 TPS (65,62%).
Pada saat bersamaan, suara PPP 3.037.760 atau 3,97%.
Kenaikan tersebut dinilai tidak wajar, karena PSI memperoleh 19.000 suara dari 110 TPS dalam waktu dua jam, berarti rata-rata 173 suara per TPS.
Mantan Ketua Umum PPP itu menegaskan bahwa jumlah suara per TPS hanya 300 suara, dan partisipasi pemilih rata-rata 75%.
"Adapun suara sah setiap TPS hanya 225 suara. Artinya, PSI menang 77% di 110 TPS," ujarnya.
Hal tersebut menurut Romy tidak masuk akal. Romy pun meminta KPU dan Bawaslu tidak menutup mata atas penyimpangan itu.
"Mohon atensi KPU dan Bawaslu, operasi apa ini?. Meminjam Bahasa Pak Jusuf Kalla, apakah ini operasi "sayang anak" lagi?” tulisnya.
Info Haji 3 hari yang lalu
Politik | 6 hari yang lalu
Politik | 6 hari yang lalu
Parlemen | 5 hari yang lalu
Nasional | 5 hari yang lalu
Nasional | 5 hari yang lalu
Politik | 6 hari yang lalu
Olahraga | 5 hari yang lalu
Hukum | 3 hari yang lalu
Nasional | 5 hari yang lalu