Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

Orasi Gubernur Lemhannas: Indonesia Butuh Ketahanan Sistemik Hadapi Dunia yang Tak Stabil!

Laporan: Zaki
Rabu, 21 Mei 2025 | 06:11 WIB
Gubernur Lemhannas Tb. Ace Hasan Syadzily - Ist/RMN -
Gubernur Lemhannas Tb. Ace Hasan Syadzily - Ist/RMN -

RAJAMEDIA.CO - Jakarta, Lemhannas - Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI, Dr. Tubagus Ace Hasan Syadzily, M.Si., mengingatkan bahwa dunia saat ini bukan lagi tempat yang stabil dan mudah ditebak. Karena itu, Indonesia harus memiliki ketahanan sistemik untuk menghadapi era ketidakpastian.
 

Pernyataan itu disampaikan Kang Ace — sapaan akrabnya — dalam Orasi Kebangsaan memperingati HUT ke-60 Lemhannas RI, Selasa (20/5/2025) di Jakarta, yang mengusung tema “Ketahanan Nasional Wujudkan Indonesia Maju: dari Stabilitas Menuju Inovasi Berkelanjutan, Rejuvenasi Lemhannas Pilar Ketahanan Nasional.”

 

"Kita hidup di era yang rapuh, penuh kecemasan, dan sulit dipahami. Tantangan datang tidak terduga: dari serangan siber, krisis iklim, pandemi global, hingga disinformasi digital," tegas Kang Ace di hadapan para pejabat tinggi negara dan mantan pimpinan Lemhannas.

Gubernur Lemhannas, Tb Ace Hasan Syadzily potong tumpeng - Ist -


Tiga Tanah Air Indonesia: Ril, Formal, Mental

 

Kang Ace menggugah kesadaran publik bahwa Indonesia sejatinya memiliki tiga Tanah Air:

 

1. Tanah Air Ril – Wilayah fisik Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

2. Tanah Air Formal – Proklamasi, UUD 1945, sistem politik, ekonomi, dan hukum.

3. Tanah Air Mental – Pancasila sebagai perekat dua tanah air sebelumnya.
 

"Sangat aneh kalau ada warga yang mengaku Indonesia secara wilayah dan hukum, tapi mental ideologinya justru berpihak pada negara lain," sindir Kang Ace tajam.
 

Ia menilai, jika terjadi perpecahan antara tiga elemen ini, ketahanan nasional akan lemah. Maka perlu ada konvergensi agar bangsa Indonesia tetap kokoh menghadapi disrupsi global.
 

Ketahanan Nasional Bukan Lagi Soal Militer
 

Kang Ace juga menegaskan, konsep ketahanan nasional hari ini tidak bisa dimaknai hanya sebagai kekuatan militer.

 

"Hari ini, ketahanan nasional adalah konvergensi kekuatan ekonomi, sosial, budaya, digital, dan lingkungan. Lemhannas harus bertransformasi sebagai penjaga nilai kebangsaan dan pengawal pembangunan."
 

Ia menyinggung fenomena global, seperti kebijakan Donald Trump soal tarif impor tinggi yang memicu fragmentasi ekonomi dunia, hingga 11 juta serangan siber ke Indonesia dalam setahun terakhir sebagai bukti dunia tak lagi ramah dan stabil.

Rejuvenasi Lemhannas: Transformasi dan Kolaborasi

 

Dalam semangat memperingati usia ke-60, Lemhannas RI berkomitmen melakukan rejuvenasi kelembagaan melalui:

 

- Transformasi digital

- Kolaborasi global

- Inovasi berkelanjutan

 

Semangat ini merujuk pada pesan Presiden Soekarno saat mendirikan Lemhannas: bahwa pertahanan nasional adalah urusan seluruh bangsa.
 

"Negara tangguh bukanlah negara yang tak pernah goyah. Tapi negara yang tahu cara beradaptasi dan bertransformasi menghadapi guncangan," ujar Kang Ace.
 

Menuju Indonesia Emas 2045
 

Menutup orasinya, Gubernur Lemhannas menekankan pentingnya ketahanan sistemik untuk menjemput masa depan:
 

“Daya tahan terhadap disrupsi global, polarisasi sosial, infiltrasi ideologi, dan krisis ekologi adalah kunci. Hanya dengan itu, kita bisa wujudkan misi besar: Indonesia Emas 2045,” pungkasnya.
 

Reporter: Tim Raja Media
Acara Orasi Kebangsaan HUT ke-60 Lemhannas RI, Jakarta, 20 Mei 2025
Dokumentasi: Lemhannas RIrajamedia

Komentar: