'Naik Haji' ke Kasepuhan Gelar Alam
RAJAMEDIA.CO - Ada istilah gaul di kalangan para adventure rider dan anak trail, perjalanan ekowisata dan budaya ke Gelar Alam laiknya 'Naik Haji'. Ya, naik haji ke salah satu kampung adat paling unik di Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat.
Layaknya ibadah haji, perjalanan ke Kasepuhan Gelar Alam melibatkan serangkaian kegiatan fisik, mental, dan spiritual yang menantang menaklukkan track kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Lokasinya persis di perbatasan Lebak, Banten.
Ziarah budaya menantang itu harus ditempuh melewati medan ekstrem menuju Gelar Alam, tempat tinggal pemimpin adat, Abah Ugi Sugiana Rakasiwi, generasi ke-40 dari garis keturunan Abah Anom, leluhur yang memulai tradisi kasepuhan sejak zaman Kerajaan Sunda kuno.
Perjalanan ini bukan haji yang dikenal sebagai rukun kelima Islam, melainkan bentuk penghormatan dan eksplorasi budaya di mana penempuh melewati jalur yang disusun dari batu sebesar batok kelapa dan tanah merah, berkemiringan di atas 30 derajat.
Medan jalan berbatu yang ditumpuk dan disusun rapi itu sebenarnya bekas aspal. Namun lapisan aspal di atasnya sudah mengelupas tergerus hujan.
Jalan ke Kampung Adat Gelar Alam tidak dilengkapi saluran air atau selokan. Jadi, di saat hujan air mengalir di jalan dan merusak aspalnya.
'Naik Haji ke Gelar Alam' sangat membutuhkan persiapan fisik dan mental yang matang karena ibadah ini menuntut daya tahan tubuh tinggi serta kesabaran dan keikhlasan.
Kasepuhan Gelar Alam terletak di Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Sebelumnya, kasepuhan ini bernama Ciptagelar. Lokadinya berada di 1.214 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Secara administratif, Kampung Gelar Alam berada di wilayah Kampung Sukamulya, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Jarak Kampung Ciptagelar dari Desa Sirnaresmi 20 Km, dari kota kecamatan 30 Km, dari pusat pemerintahan Kabupaten Sukabumi 109 Km, dari Pelabuhan Ratu sekitar lebih dari 40 km.
Dari jalan biasa, mulai dari Kampung Adat Sirnaresmi, butuh waktu hingga 3 jam perjalanan lagi untuk sampai ke Kampung Adat Gelar Alam. Jalan yang dilalui sangat buruk hingga bisa dibilang off road.
Perjalanan dari Kampung Adat Sirnaresmi sampai ke Gelar Alam idealnya ditempuh dengan mobil SUV berpenggerak empat roda atau 4X4. Bisa juga ditempuh dengan motor trail, motor cowok, atau minimal motor bergigi.
Yang terpenting pengemudinya harus punya nyali, piawai dan mengenal medan.
Penduduk setempat menyediakan jasa sewa mobil pick up, dengan tarif PP Rp 600-700 dari Kampung Sirnaresmi bawah sampai Kasepuhan Gelar Alam. Jika memilih moda transportasi ojek rata-rata tarif Rp 150.000 sekali jalan.
Selama perjalanan, kami harus betul-betul fokus dan menjaga keseimbangan tubuh agar tidak terjatuh. Kanan kiri jalan berupa perbukitan dan tebing jurang.
Di bebarapa ruas jalan sangat ekstrim menanjak. Jika Anda meleng sedikit resiko terpental saat tuas gas diputar berlebihan.
Selama perjalanan ke Kampung Adat Gelar Alam, pengunjung akan disambut luasnya cakrawala perbukitan.
Keterangan foto: Tim Ekspedisi Semar (Semangat Menggali Akar) Touring Club Depok berfoto di halaman Imah Gede, Kasepuhan Gelar Alam. - Dok. Pribadi
Meraih Mabrur dari Gelar Alam
Imam al-Ghazali, dalam mahakaryanya Ihya’ Ulum al-Din, menjelaskan dengan sangat mendalam bahwa inti dari haji bukan semata ritual manasik yang dilakukan dengan baik di Makkah dan Madinah, melainkan bagaimana pasca ibadah haji, seseorang menjadi pribadi yang lebih baik dalam ibadahnya, lebih rendah hati, lebih peduli kepada sesama, dan semakin bersih dari ketergantungan duniawi. Menurut al-Ghazali, inilah tanda-tanda haji mabrur yang sesungguhnya.
Tanda haji mabrur lainnya adalah kebiasaan kita dalam berinteraksi dengan hewan, tumbuhan dan alam sekitar. Kita bisa merasakan denyut spiritual.
Kasepuhan Gelar Alam
Di sana, masyarakat adat pewaris ajaran Pancer Pangawinan menjaga keseimbangan antara manusia, alam, dan dunia spiritual.
Melalui nilai-nilai leluhur yang diwariskan lintas generasi, mereka hidup selaras dengan alam — bukan menaklukkannya, tapi memeliharanya.
Perpindahan dari Cipta Gelar ke Gelar Alam menjadi simbol peralihan dari ciptaan manusia menuju ciptaan semesta. Bagi mereka, setiap perubahan bukanlah perpecahan — melainkan perjalanan menuju kesempurnaan.
Enam abad lebih berlalu, namun tradisi dan filosofi warga Kasepuhan tetap hidup dan terjaga. Kasepuhan Gelar Alam bukan sekadar tempat, tapi cermin dari hubungan mendalam antara manusia dan alam di bumi Nusantara.
Tiga Jalur Tiga Level
Terdapat tiga jalur utama menuju Kampung Adat Gelar Alam:
Jalur pertama merupakan jalur paling eksotis nan memanjakan mata, sepanjang 28 kilometer dari Pelabuhan Ratu menuju Sukawayana. Jalur yang membelah hutan sepanjang 9 km ini dibangun hanya dalam waktu tiga hari. Tiap warga mendapat jatah pembangunan 1 meter jalan dengan satu cangkul.
Jalur kedua menuju Gelar Alam adalah melewati Kampung Sirnaresmi sejauh kurang lebih 17 km.
Jalur terakhir, Anda bisa lewat Cicadas-Cikadu-Gunung Bongkok di wilayah Kabupaten Lebak. Ini merupakan jalur terpanjang, namun keadaan dan kondisi jalannya sudah beraspal. Kurang lebih sekitar 10 km lagi menuju Gelar Alam, kondisi jalan masih berbatu.
Di sepanjang perjalanan, traveler bisa memandangi lebatnya hutan Gunung Halimun, warga mencari buah-buahan, obat, hingga ranting untuk kayu bakar. Selain padi sawah, mereka juga menanam padi tadah hujan (huma) di lereng-lereng bukit di luar kawasan hutan. Seluruh jenis padi yang ditanam merupakan padi lokal warisan turun- temurun.
Jalur pertama ini melewati Ciptarasa yang pernah menjadi pusat pemerintahan atau kampung gede Kasepuhan Adat Banten Kidul. Pemimpin adat almarhum Abah Anom memindahkan kampung gede dari Ciptarasa ke Ciptagelar pada 2001. Dan selanjutnya pemindahan ke Gelar Alam pada 2021 dilakuka oleh Abah Ugi.
Bagi yang mau datang ke kasepuhan Gelar Alam ada beberapa track yang bisa ditempuh setelah anda sampai di kota Palabuhan Ratu, Sukabumi.
Alternatif A: Jarak sekitar 30 KM dari palabuan ratu:
Patokan I, setelah dari terminal palabuhan ratu cari Hotel Samudera atau SBH (Samudera Beach hotel), sekitar ujung hotel ada sungai SUKAWAYANA dengan marka jalan Ke arah KANAN ada tulisan Ciptarasa-ciptagelar atau PTPN VIII, ikuti jalan menanjak dan besar (walau kondisi jalannya rusak), maka akan sampai di Kasepuhan Gelar Alam setelah melewati beberapa kampung dan desa,
Patokan II, bagi Anda yang kurang bernyali menggunakan kendaraan two wheel atau kendaraan biasa sebaiknya kendaraan disimpan di kampung BURANGRANG (setelah kampung PANGGUYANGAN) dengan ciri bangunan rumah beratap ijuk di kanan dan kiri jalan. Setelah itu menyewa kendaraan dengan 4x4 (sewa hanya dari seputaran kp. Ciptagelar) atau ojeg (bisa disewa dari kampung itu, Anda akan sampai ke Gelar Alam setelah kampung terakhir kp. CIPTARASA dan hutan adat sepanjang kurang lebih 10KM.
Alternatif B (jarak – 50KM dari palabuhan ratu]
Dari terminal Palabuhan Ratu ke Cisolok – ke arah Cicadas- dan patokan I. masuk lewat kantor Desa Sirnaresmi (melewati kasepuhan Sinaresmi), terus lewati kampung Cimapag – kp. Cipulus.
Alternatif C [jarak – sekitar 67KM]
Masuk dari Kp. Cikadu (setelah melewati Cicadas – sebelum Kampung Pasir kuray) melewati Kampung Bojong – Gunung Bongkok – Pasir Badak – Cipulus). Kedua jalur alternatif ini bisa kondusif ditempuh dengan sepeda motor dan kendaraan 4x4wheel saja, dan bagi yang menggunakan kendaraan umum bisa dengan Ojeg dan angkutan umum sampai ke kampung Cipulus, atau dengan sewa mobil jenis jeep dan pick up.
Catatan:
Lebih bijak dan aman tidak mengendarai motor metik menuju Kasepuhan Gelar Alam. Jika tetap nekad, risiko rem blong dan kampas ganda terbakar menanti.
Isi penuh bahan bakar sebelum masuk Kampung Sirnaresmi. Sangat merepotkan jika kehabisan BBM di tengah-tengah hutan. Jarak antar dusun berjauhan, meski ada beberapa penjual bensin eceran.
Lebih ideal perjalanan ke Gelar Alam ditempuh pada musim kemarau (Juli-Agustus).
Faried Wijdan Al-Jufry
Traveller, Pecinta Budaya![]()
Daerah 3 hari yang lalu
Parlemen | 4 hari yang lalu
Hukum | 4 hari yang lalu
Opini | 3 hari yang lalu
Olahraga | 6 hari yang lalu
Politik | 2 hari yang lalu
Politik | 5 hari yang lalu
Hukum | 6 hari yang lalu
Keamanan | 5 hari yang lalu
Parlemen | 6 hari yang lalu
