Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

May Day di DPR Ricuh! Anarko Masuk, Musik Dibungkam, Kritik Dibalas Gas

Laporan: Firman
Jumat, 02 Mei 2025 | 09:20 WIB
Peringatan hari buruh depan Gedung DPR RI. - Foto: Dok Disway -
Peringatan hari buruh depan Gedung DPR RI. - Foto: Dok Disway -

RAJAMEDIA.CO - Raja Media, Jakarta  – Demo buruh di depan Gedung DPR/MPR RI, Kamis (1/5), pecah ricuh. Panggung musik dibubarkan paksa. Batu beterbangan. Petasan disita. 
 

Dan aparat bergerak cepat mengamankan 13 orang yang dituding sebagai penyusup. Mereka disebut berasal dari kelompok Anarko.
 

"Aksi unjuk rasa di depan gedung DPR/MPR RI disusupi perusuh dari kelompok Anarko," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi. 13 orang diamankan—12 pria, satu wanita—dari bawah flyover Senayan dan sekitarnya. Mereka dituding membawa petasan dan memprovokasi kericuhan.
 

Sore itu, suasana di depan DPR memang memanas. Massa buruh yang sedari siang menggelar orasi dan pentas musik, tiba-tiba dibubarkan aparat saat panggung dimeriahkan band rock The Brandals.
 

The Brandals Melawan Lewat Musik, Dibungkam Aparat
 

Vokalis The Brandals, Eka Annash, sempat menyuarakan kritik tajam terhadap situasi industri musik dan kebijakan negara. Ia menyebut musisi juga buruh yang ikut jadi korban sistem yang tidak adil.
 

"Industri musik Indonesia tuh tidak untuk menguntungkan musisinya. Dibikin carut-marut, dibikin tabrak-tabrakan biar aliran profit-nya nggak ke musisi," ujar Eka, lantang.
 

Tak hanya soal industri hiburan, Eka juga menyentil kebijakan negara yang menurutnya tak menyentuh akar persoalan rakyat. 
 

"Ke Prabowo, lebih ke pendidikan sih. Budget yang nggak penting kayak makan gratis itu dialihkan aja. Kita lagi susah," katanya.
 

Namun, pesan sosial itu tak bertahan lama. Saat musik dan kritik menggema, aparat turun tangan. Massa dibubarkan. Panggung dibungkam. Gas mulai ditebar. Suara rakyat kembali dibisukan.
 

Ketegangan Naik, Jalan Tol Dilempar Batu
 

Tak lama berselang, kericuhan memuncak. Sejumlah orang melempar batu ke arah tol yang melintas di depan kompleks parlemen. 
 

“Kejadian tersebut menyebabkan kerusakan pada kendaraan dan membahayakan keselamatan masyarakat,” ujar Ade Ary.
 

Polda Metro Jaya menegaskan, tidak akan mentoleransi tindakan yang mengganggu ketertiban. Pemeriksaan terhadap 13 orang penyusup kini tengah dilakukan di Mapolda.
 

May Day: Buruh, Musik, dan Negara yang Tak Mau Mendengar
 

Peristiwa 1 Mei 2025 menjadi potret kelam demokrasi jalanan kita. Ketika buruh bersuara, negara datang dengan tameng. Saat musik bicara kebenaran, mikrofon direbut paksa. Dan ketika rakyat menyuarakan keresahannya, label “perusuh” langsung disematkan.
 

May Day seharusnya jadi hari perjuangan. Tapi di negeri ini, perjuangan kerap dibalas dengan represi. Musik dibungkam, aspirasi diabaikan. Ironis, tapi nyata. Indonesia belum benar-benar belajar mendengar.rajamedia

Komentar: