Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

KH Ahmad Dahlan Sang 'Man of Talk' dan 'Man of Action' yang Membuka Jalan Dialog

Laporan: Tim Redaksi
Jumat, 07 Juni 2024 | 23:41 WIB
Pendiri Organisasi Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan. (Foto: Repro)
Pendiri Organisasi Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan. (Foto: Repro)

RAJAMEDIA.CO - Yogyakarta -  Pendiri organisasi Islam Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan (1868-1923) dikenal bukan hanya sebagai ulama tetapi juga sebagai tokoh yang lebih banyak beraksi daripada berbicara.

Jejak tulisannya memang tidak banyak, tapi aksi dan amal nyata yang ditinggalkannya tidak bisa dipungkiri.

Pernyataan itu disampaikan Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Ayub, dikutip kembali Kantor Berita RMN dari laman muhammadiyah.or.id, Jumat (7/6)

Dikatakan Ayub, Ahmad Dahlan bukanlah seseorang yang anti terhadap pertukaran pikiran. Ahmad Dahlan tercatat aktif dalam berbagai debat, dialog, dan diskusi, baik dengan yang sepaham maupun yang berbeda pandangan.

"Bahkan, beliau sangat menganjurkan diskusi dengan mereka yang berbeda pendapat," ujar Ayub.

Dikatakan Ayub, salah satu wejangan Ahmad Dahlan yang dicatat oleh muridnya, Kiai Hadjid, menggambarkan sikap beliau yang sangat eksplisit terhadap pentingnya diskusi. Dawuh beliau berbunyi;

"Kebanyakan diantara manusia berwatak angkuh dan takabbur, mereka mengambil keputusan sendiri-sendiri."

Dikatakan Ayub, Kiai Hadjid menjelaskan bahwa gurunya heran mengapa pemimpin agama dan yang tidak beragama sering mengambil keputusan sendiri tanpa berdiskusi. Mereka hanya berdiskusi dengan orang-orang dekat, yang tentunya akan membenarkan pandangan mereka.

"Kiai Ahmad Dahlan mengajak untuk bermusyawarah dengan golongan lain untuk mencari kebenaran sejati," ujarnya.

Diceritakan Ayub lagi, Kiai Syujak  murid Kiai Ahmad Dahlan lainnya,menyampaikan bagaimana sang ulama keturunan Walisongo ini menerapkan falsafahnya dalam tindakan nyata. Kiai Syujak mencatat bahwa KH Ahmad Dahlan pernah mengundang beberapa tokoh untuk berdiskusi di markas Muhammadiyah.

Salah satu peristiwa yang cukup berkesan adalah kunjungan tiga tokoh kunci ISDV (Indische Sociaal Democratische Vereniging), cikal bakal PKI. Pertemuan tersebut diwarnai dengan paparan ideologi mereka di hadapan pimpinan dan warga Muhammadiyah.

Menurut Kiai Syujak, tutur Ayub, ada dua dampak penting dari pertemuan dengan ISDV tersebut. Pertama, beberapa priyayi dan pamong praja mengundurkan diri dari Muhammadiyah karena menganggap organisasi tersebut setuju dengan ISDV.

"Menurut Kiai Syujak, hal ini biasa terjadi dan tidak perlu dikhawatirkan," ujar Ayub.

Kedua, dan yang lebih penting, semangat dakwah para mubalig Muhammadiyah semakin menyala setelah mendengar propaganda ISDV.

"Mereka semakin yakin bahwa Islam akan menang dalam perjuangannya karena menyadari bahwa ideologi ISDV yang remeh pun bisa menarik minat manusia. Apalagi Islam yang suci dan murni dari Allah," ujar Ayub lagi..

Lanjut Ayub, Kiai Ahmad Dahlan memberikan motivasi kepada murid-muridnya dengan berkata.

"Saudara-saudara para muballighin dan para muballigha yang mulia, dengan kemuliaan saudara-saudara itulah, saudara-saudara dititikberatkan menjadi pelopornya Agama Islam untuk menyampaikan wahyu Ilahi yang suci dan murni itu kepada ummat manusia segala bangsa.”

Menurut Ayub, Kiai Dahlan yakin dengan pendirian dan ajarannya, sehingga beliau terbuka untuk mengambil manfaat dari berbagai kelompok. Beliau belajar strategi dan semangat propaganda dari ISDV sebagai bahan studi banding para pendakwah.

Di kesempatan lain, beliau juga mengundang tokoh perempuan Sarekat Islam yang terpengaruh ideologi kiri untuk berceramah di depan jamaah ‘Aisyiyah. Hasilnya, para pemudi dan ibu-ibu ‘Aisyiyah menjadi lebih percaya diri berorasi di rapat-rapat umum.

Ayub kemudian menyimpulkan bahwa KH Ahmad Dahlan memang bukan hanya seorang ‘man of talk’, melainkan seorang ‘man of action’.

"Yang percaya bahwa dialog dan diskusi, termasuk dengan mereka yang berbeda pandangan, adalah kunci untuk menemukan kebenaran dan memperkuat semangat perjuangan," demikian tutup Ayub.rajamedia

Komentar: