Keras! Ini Sentilan Megawati kepada TNI, Polri, KPU Hingga MK
Rakernas PDIP Ke-V
RAJAMEDIA.CO - Rakernas PDIP, Jakarta - Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri masih menyimpan keresahan terhadap situasi politik terkini pasca gelaran Pilpres.
Dalam Rakernas V PDI Perjuangan itu, Megawati menyentil sejumlah lembaga negara yang dinilai, dilemahkan dengan intervensi politik berefleksi dari Pilpres 2024.
Mula-mula Presiden Ke-5 Republik Indonesia itu menyentil TNI dan Polri yang dinilai dilibatkan kembali dalam politik praktis.
"Kok TNI dan Polri dibawa lagi kembali ke politik praktis? Sekarang pemilunya langsung tapi kok jadi abu-abu gitu sudah direkayasa," ujar Megawati di Rakernas, Kamis Jumat (24/5).
Megawati masih menilai penyelenggaraan Pilpres 2024 terdapat kecurangan. Ia juga menyebut KPU dan Bawaslu yang dianggap tidak bersuara soal kecurangan.
Anak Presiden pertama sekaligus proklamator kemerdekaan Bung Karno itu resah dengan Mahkamah Konstotusi (MK), terutama soal putusan 90 yang meloloskan Gibran Rakabumingraka sebagai Calon Wakil Presiden.
Megawati menyebut, MK sudah diintervensi dengan kekuasaan.
Baca juga : Pihak yang Bersengketa di PHPU Pileg 2024 Diminta Serius Perjuangkan Kepentingannya di MK
"Mahkamah Konstitusi juga sama. Kenapa? karena bisa diintervensi oleh kekuasaan. Nampak jelas melalui putusan terhadap perkara nomor 90 yang menimbulkan begitu banyak anomali, " ujar Megawati.
Mega juga mengaku heran dengan aparat penegak hukum, yang digunakan untuk tekanan dan intimidasi bernuansa politis. Terutama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang dibentuknya.
"Dulu kan revolusi yang menetapkan, korupsi kolusi dan nepotisme musuh bersama. Maka dari itu lahir Komisi Pemberantasan Korupsi itu lahir itu saya membuat, saya heran, loh, barang bagus-bagus dipergunakan menjadi tidak bagus kenapa ya itu kesalahan siapa ya?," tanya Megawati.
Megawati mengkhawatirkan pola-pola dugaan intervensi kekuasaan dapat terulang dalam Pemilu 5 tahun mendatang. Partai Politik kata Mega, harus hadir dan kuat mengawal demokrasi.
"Ini bisa jadi replikasi. Replikasi apa? "Oh kalau bisa begini, seperti yang sekarang terjadi kejadian, Oke makanya bisa nanti yang 5 tahun lagi" wah bayangkan Indonesia apa enggak makin lubrak, " demikian Megawati Soekarnoputri.
Info Haji 3 hari yang lalu
Politik | 6 hari yang lalu
Parlemen | 5 hari yang lalu
Nasional | 6 hari yang lalu
Nasional | 5 hari yang lalu
Hukum | 3 hari yang lalu
Politik | 6 hari yang lalu
Opini | 4 hari yang lalu
Olahraga | 5 hari yang lalu
Nasional | 5 hari yang lalu