Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

KAHMI Gaspol! Saan Mustopa: Intelektual Harus Berperan di Politik!

Laporan: Nazila Nur
Senin, 24 Maret 2025 | 05:25 WIB
Wakil Ketua DPR RI, Saan Mustopa - Dok Humas DPR -
Wakil Ketua DPR RI, Saan Mustopa - Dok Humas DPR -

RAJAMEDIA.CO - Jakarta, Raja Media – Wakil Ketua DPR RI Saan Mustopa menegaskan pentingnya konsolidasi sumber daya intelektual dalam menghadapi tantangan politik dan demokrasi di Indonesia.
 

Dalam diskusi internal Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI), Saan menyoroti peran akademisi dan aktivis dalam merespons dinamika politik nasional.
 

"KAHMI punya kekuatan besar! Bukan cuma akademisi dan guru besar, tapi juga aktivis yang ngerti realitas sosial dan politik. Kita nggak mau pemikiran intelektual cuma jadi wacana. Harus bisa mempengaruhi kebijakan!" tegasnya, Minggu (23/3).
 

Reformasi Kepemiluan Jadi Fokus
 

Salah satu isu yang dibahas adalah reformasi sistem kepemiluan. Menurut Saan, regulasi pemilu terus berkembang dan menimbulkan tantangan baru.
 

"Dulu ada lima paket UU politik, sekarang ada 16 regulasi soal pemilu, pilpres, dan pilkada. Ditambah lagi isu presidential threshold 0% dan aturan caleg dilarang maju pilkada. Ini harus dikaji serius!" ujarnya.
 

Saan juga mengkritik sistem pemilu serentak yang justru bikin sistem presidensial nggak makin kuat.
 

"Dua pemilu terakhir, pileg dan pilpres digabung. Tapi apa yang terjadi? Bukannya makin efektif, malah relasi eksekutif-legislatif jadi tambah ruwet!" tambah politisi NasDem ini.
 

KAHMI Siap Jadi Wadah Pemikiran Strategis
 

KAHMI nggak mau cuma jadi kumpulan alumni biasa. Organisasi ini ingin jadi pemain utama dalam pembentukan kebijakan publik berbasis kajian akademik.
 

"Masyarakat sipil harus hadir dengan gagasan alternatif! Bukan sekadar idealisme, tapi juga solusi konkret buat kepentingan rakyat," kata Saan.
 

Ke depan, KAHMI bakal gaspol memperdalam kajian sistem kepemiluan dan mendorong konsolidasi pemikiran dari akademisi serta aktivis.
 

"Jangan sampai kebijakan politik yang lahir lima tahun ke depan cuma jadi rekayasa politik sesaat. Harus benar-benar pro rakyat!" tandasnya.
 

KAHMI siap tancap gas, intelektual nggak boleh cuma jadi penonton!rajamedia

Komentar: