Ingatkan Sri Mulyani, Jokowi: Harus Produktif Dieman-eman APBN Kita!
Raja Media (RM), Nasional - Presiden Joko Widodo berpesan pada Menteri Keuangan Sri Mulyani agar berhati-hati dalam menggunakan dana dari APBN.
Hal itu terkait catatan Kementerian Keuangan terkait posisi utang pemerintah pada akhir Agustus 2022 sebesar Rp 7.236,61 Triliun atau naik Rp 73,49 persen dari posisi bulan sebelumnya.
Kementerian keuangan menyebut peningkatan ini masih dalam batas aman, wajar, dan terkendali.
Sementara realisasi pembiayaan utang 31 Agustus 2022 mencapai Rp 331,2 triliun atau turun 40 persenjika dibandingkan periode yang sama tahun 2021.
"Pembiayaan utang tahun ini sampai 31 Agustus 331,2 triliun ini menurun tajam dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp 552,6 triliun. Turunnya itu 40,1 persen," terang Menteri Keuangan Sri Mulyani dikutip dari laman Disway, Jumat (30/9).
"Bayangkan kalau kita lihat dalam hal ini kondisi di mana sektor keuangan pasar, keuangan pasar obligasi, mengalami guncangan yang sangat besar, dan bertubi-tubi," imbuhnya.
"Maka strategi menurunkan pembiayaan utang menjadi sangat sesuai dan sangat tepat waktunya maupun dari sisi strateginya," jelas Sri Mulyani.
Presiden Jokowi berpesan pada Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati agar berhati-hati dalam memanfaatkan APBN.
Jokowi meminta Sri Mulyani diminta untuk memastikan, apapun yang dibiayai APBN harus produktif.
"Selalu saya sampaikan kepada Menteri Keuangan, kalau punya uang, APBN kita dieman-eman (Disayang-sauang) itu bahasa Inggris lho," kelakar Jokowi.
"Dieman-eman, dijaga, hati-hati mengeluarkannya, harus produktif, harus memunculkan reborn yang jelas," tegas Presiden.
Wisata Dalam Negeri
Jokowi juga mendorong seluruh kepala daerah untuk mengajak masyarakat agar berwisata di dalam negeri.
Hal tersebut penting dilakukan untuk menjaga agar sektor pariwisata tidak mengalami defisit dan menjaga stabilitas devisa di tengah krisis global.
Presiden Jokowi menyampaikan itu dalam pengarahannya kepada seluruh menteri, kepala lembaga, kepala daerah, pimpinan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), panglima daerah militer, kepala kepolisian daerah, dan kepala kejaksaan tinggi di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, pada Kamis, (29/9).
"Ajak masyarakat kita ini kita bisa defisit wisata kita, yang datang ke sini belum banyak, yang keluar malah banyak sekali. Hati-hati devisa kita bisa lari lagi kalau caranya kita tidak rem,” ujar Presiden.
Menurut Presiden, Indonesia memiliki daerah-daerah tujuan wisata yang baik. Presiden memerinci beberapa daerah: Bali, Labuan Bajo, Wakatobi, Danau Toba, Raja Ampat, Bromo, Jogja, Bangka Belitung (Babel), hingga Jakarta.
"Hati-hati, sekali lagi, tolong masyarakat diajak, Pak Gubernur, Pak Bupati, Pak Wali Kota, ajak masyarakat untuk berwisata di dalam negeri saja,” imbuhnya.
Kepala Negara menyayangkan, di tengah situasi krisis global saat ini, justru banyak pihak yang memilih untuk berkunjung ke luar negeri. Presiden menilai bahwa hal tersebut seharusnya bisa dibatasi.
"Kenapa dalam situasi krisis global seperti ini malah berbondong-bondong ke luar negeri? Dipamer-pamerin di Instagram, apalagi pejabat,” kata Presiden.
Karena itu, Presiden Jokowi meminta jajarannya untuk dapat membatasi kegiatan kunjungan ke luar negeri, dan mengajak masyarakat untuk berwisata di dalam negeri.
Presiden sendiri mengaku sangat selektif dalam memilih kunjungan ke luar negeri dan hanya memilih kunjungan yang akan memberikan manfaat signifikan.
"Saya diundang ke luar negeri itu mungkin setahun bisa lebih dari 20 undangan. Saya datang paling dua atau tiga karena betul-betul saya rem. Ini ada manfaat konkret enggak sih? Karena juga keluar uang kita itu. Jadi hal-hal yang seperti itu rem. Rakyat juga kita beri tahu, gunakan untuk wisata di dalam negeri saja,” demikian Presiden Jokowi
Info Haji 4 hari yang lalu
Parlemen | 6 hari yang lalu
Nasional | 6 hari yang lalu
Hukum | 4 hari yang lalu
Nasional | 6 hari yang lalu
Opini | 3 hari yang lalu
Opini | 4 hari yang lalu
Politik | 6 hari yang lalu
Nasional | 6 hari yang lalu
Opini | 5 hari yang lalu