Hasan Nasbi

RAJAMEDIA.CO - NAMANYA sangat terkenal, Hasan Nasbi. Pendiri Cyrus Network. Sering muncul di televisi sebagai analis politik. Dan ketika Jokowi menang, Hasan juga menang.
Tapi politik selalu punya tikungan. Tahun 2024, Hasan banting setir: mendukung Prabowo-Gibran. Tidak semua orang bisa berpindah haluan secepat itu. Tapi Hasan bisa. Dan bukan cuma berpindah. Ia jadi Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan. Kepala PCO.
Jabatan itu lebih dari sekadar juru bicara. Ia arsitek komunikasi kekuasaan.
Teror, Candaan, dan Ujungnya
Tapi kadang satu kalimat bisa mengubah segalanya.
Seorang jurnalis Tempo dikirimi kepala babi. Teror yang mengerikan. Tapi Hasan justru bercanda. “Masak saja,” katanya.
Mungkin niatnya mendinginkan suasana. Tapi suasana tak bisa didinginkan dengan api. Publik marah. Jurnalis makin tersinggung. Dan Presiden pun turun tangan.
“Itu teledor,” kata Prabowo. Singkat, tapi cukup.
Belum Genap Setahun
Hasan tidak menunggu. Ia kirim surat pengunduran diri. Tanggal 21 April 2025. Diumumkan seminggu kemudian. Usianya di PCO bahkan belum genap satu tahun.
Langkahnya cepat. Banyak yang kaget. Tapi juga banyak yang salut.
Di Indonesia, mundur itu bukan budaya. Jabatan sering dipertahankan sampai detik terakhir, bahkan ketika sudah tak layak lagi.
Tapi Hasan memilih jalan lain. Mungkin dia sadar, tugasnya di PCO sudah selesai.
Mundur Sebelum Dipecat
Apakah Hasan mundur karena tekanan? Bisa jadi. Tapi saya lebih percaya ini bagian dari strategi. Hasan terlalu paham dunia komunikasi. Ia tahu kapan waktu terbaik untuk keluar panggung.
Mundur sebelum dipecat. Itu juga bentuk komunikasi. Ia mengamankan dirinya sendiri. Dan menyelamatkan wajah Presiden.
Bukan Akhir Cerita
Hasan Nasbi bukan tipe yang lenyap begitu saja. Dunia konsultan masih akan jadi panggungnya. Ia mungkin akan balik lagi, di belakang layar. Menulis strategi. Mengatur narasi. Mengawal figur-figur baru.
Dan seperti biasa, publik akan lupa. Atau pura-pura lupa.
Karena dalam politik, yang penting bukan kesalahan. Tapi bagaimana keluar dari kesalahan itu dengan elegan.
Hasan memilih mundur. Dan untuk ukuran dunia politik Indonesia, itu sudah langkah yang sangat elegan.
Opini | 5 hari yang lalu
Nasional | 6 hari yang lalu
Gaya Hidup | 1 hari yang lalu
Daerah | 6 hari yang lalu
Hukum | 6 hari yang lalu
Hukum | 1 hari yang lalu
Nasional | 3 hari yang lalu
Info Haji | 4 hari yang lalu
Nasional | 5 hari yang lalu