Hardiknas 2025, Hetifah: Jangan Cuma Upacara, Mari Audit Pendidikan Kita!

RAJAMEDIA.CO - RajaMedia, Jakarta – Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 kembali digelar. Tapi bagi Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian, Hardiknas bukan sekadar seremonial.
Ia menyulut alarm peringatan bagi seluruh bangsa: pendidikan Indonesia masih jauh dari kata adil dan merata.
“Pendidikan itu kerja semesta, bukan hanya urusan negara. Semua harus turun tangan – dari guru, orang tua, relawan, hingga pemerintah daerah,” kata Hetifah dalam keterangannya, Jumat (2/5).
Dengan mengangkat tema "Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua", Hetifah menegaskan:
“Ini bukan slogan kosong. Pendidikan bermutu tak akan lahir dari birokrasi yang malas turun lapangan, atau dari anggaran yang habis di meja rapat tanpa sentuhan kelas-kelas kecil di pelosok negeri.”
Anggaran 20% Bukan Sekadar Angka
Politisi Golkar itu mengingatkan bahwa anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBN dan APBD bukan prestasi, melainkan amanat konstitusi.
“Anggaran itu harus terasa di ruang kelas, bukan hanya di laporan kementerian. Kalau cuma membiayai program tanpa mengubah mutu, kita sedang menyia-nyiakan masa depan anak bangsa,” ujarnya tajam.
Kodifikasi UU Pendidikan: Satu Aturan, Satu Arah
Dalam sisi legislasi, Hetifah mengungkap Komisi X tengah mengonsolidasikan regulasi pendidikan yang selama ini tumpang tindih.
“Kami sedang menyusun satu kerangka hukum besar, agar pendidikan Indonesia tidak terus terombang-ambing antara visi menteri lama dan menteri baru,” katanya.
“Sentilan halus pada inkonsistensi arah kebijakan yang kerap berubah setiap pergantian kabinet.”
Tantangan Nyata: Ketimpangan, Guru, dan Kekerasan
Di balik angka-angka pencapaian, Hetifah membongkar realitas pahit: kesenjangan kualitas antar daerah, distribusi guru yang timpang, hingga kekerasan di satuan pendidikan masih membayangi dunia sekolah. Ia mengajak semua pihak jujur melihat fakta dan mau bekerja bersama.
“Pendidikan itu bukan hanya bikin anak pintar, tapi juga membentuk manusia. Soal karakter, etika, dan empati sosial itu bukan pelengkap, tapi inti,” tegasnya.
Di tengah gegap gempita perayaan Hardiknas, pernyataan Hetifah jadi tamparan halus namun tegas bagi elite pendidikan dan pengambil kebijakan.
Sudah saatnya narasi besar pendidikan dibarengi audit jujur: siapa yang menikmati anggaran, siapa yang masih terpinggirkan?
Hardiknas 2025 bukan hanya soal masa depan, tapi tentang keberanian bertanya: sudah benarkah arah pendidikan kita?
Politik | 3 hari yang lalu
Gaya Hidup | 4 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Hukum | 4 hari yang lalu
Politik | 3 hari yang lalu
Parlemen | 2 hari yang lalu
Nasional | 5 hari yang lalu
Hukum | 4 hari yang lalu
Politik | 6 hari yang lalu