Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

Gudang Gula Rakyat Menumpuk, Nasim Khan Desak Pemerintah Bergerak Cepat

Laporan: Halim Dzul
Senin, 11 Agustus 2025 | 21:08 WIB
Anggota Komisi VI DPR RI, Nasim Khan, meminta pemerintah turun tangan segera atas menumpuknya gula di gudang. - - Humas DPR -
Anggota Komisi VI DPR RI, Nasim Khan, meminta pemerintah turun tangan segera atas menumpuknya gula di gudang. - - Humas DPR -

RAJAMEDIA.CO - Bondowoso, Parlemen – Situasi memprihatinkan tengah melanda petani tebu di Situbondo dan Bondowoso, Jawa Timur. Ribuan ton gula produksi pabrik rakyat menumpuk di gudang, sementara pasar justru dibanjiri gula rafinasi. 

 

Anggota Komisi VI DPR RI, Nasim Khan, meminta pemerintah turun tangan segera.
 

Kondisi itu terungkap dalam audiensi Nasim bersama Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) dan para General Manager (GM) pabrik gula Regional 4 Jawa Timur di Pabrik Gula (PG) Prajekan, Bondowoso, Minggu (10/8/2025).
 

Data yang disampaikan sungguh mencengangkan: PG Prajekan menyimpan 4.600 ton gula senilai Rp60 miliar, PG Assembagoes 5.000 ton senilai Rp50 miliar, PG Panji 2.500 ton senilai Rp36 miliar, dan PG Wringin Anom 3.900 ton tak terjual selama delapan periode giling terakhir.
 

“Ini ibarat nyawa di tenggorokan. Petani menunggu pembayaran, tapi gula tidak laku di pasaran,” keluh GM PG Prajekan, Chandra Sakri Widjaja.
 

Masalah ini dipicu maraknya gula rafinasi di pasar—yang semestinya hanya untuk industri makanan dan minuman—dengan harga Rp13.600/kg. Sedangkan gula rakyat dijual Rp14.400/kg, mendekati Harga Acuan Penjualan (HAP) pemerintah Rp14.500/kg.
 

Akibatnya, pembayaran kepada petani tertunda. GM PG Assembagoes, Mulyono, mengaku sudah empat periode giling belum bisa membayar petani. Bahkan sisa gula musim sebelumnya masih 140 ribu ton.
 

APTRI pusat telah mengusulkan pembelian sementara oleh PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) melalui dana Danantara untuk mengosongkan gudang. Namun Nasim menegaskan ini hanya solusi jangka pendek.
 

“Kalau bisa tidak menunggu minggu depan, besok pun harus ada keputusan. Di regional ini saja, ratusan miliar rupiah belum terbayar,” tegas legislator Fraksi PKB itu.
 

Nasim menutup dengan optimisme, Indonesia mampu swasembada gula jika tata niaga dibenahi dan harga petani dilindungi. 

 

“SDM kita siap. Tapi kalau pasar dibanjiri rafinasi, semangat petani akan padam,” pungkasnya.rajamedia

Komentar: