Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

Dapur MBG Persis Garut: Dari Santri, Oleh Santri, untuk Santri

Laporan: Halim Dzul
Jumat, 16 Mei 2025 | 10:52 WIB
Dapur MBG Pesantren Persis Garut - Istimewa -
Dapur MBG Pesantren Persis Garut - Istimewa -

RAJAMEDIA.CO - Garut, MBG – Dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) Pondok Pesantren Persatuan Islam (Persis) Tarogong Garut bukan sekadar dapur. Ini adalah pusat pemberdayaan keluarga pesantren yang menyuplai bahan, sekaligus laboratorium gizi bagi ribuan santri.
 

Program hasil terbaik dari Presiden Prabowo Subianto ini mengintegrasikan peran orangtua santri sebagai pemasok utama bahan pangan. Sayur, buah, daging ayam hingga sapi – semuanya dibeli langsung dari mitra lokal yang sebagian besar adalah keluarga besar pondok.

 

“Kami membeli langsung dari orangtua santri,” ujar Hj Ida Rogayah, Kepala Juru Masak Dapur MBG, Kamis (15/5).

Dapur Kuat karena Tradisi, Bukan Dadakan
 

Dengan 47 pekerja dapur yang sudah terbiasa melayani kebutuhan makan santri, pelaksanaan MBG di Pondok Persis Garut berjalan tanpa kendala berarti. Perhatian kini berfokus pada kualitas dan pemenuhan gizi yang diukur ketat oleh Badan Gizi Nasional.

 

“Kami fokus pada pemenuhan angka kecukupan gizi, sesuai standar nasional,” jelas Hj Ida.
 

Santri PAUD Belajar Sayur, Emak-Emak Disiplin Mutu
 

Ustadzah Ainurjannah, istri dari Mudir Pondok Ustadz Iqbal, menegaskan bahwa kebiasaan makan sehat dimulai sejak usia dini, bahkan ketika anak-anak PAUD masih rewel makan sayur.

 

“Itu bagian dari edukasi gizi. Sekarang mereka mulai terbiasa,” ujarnya.
 

Ahli gizi pondok, Siti Nurbayati Solihah, mengaku tak segan mengembalikan bahan makanan yang dianggap kurang layak.

 

“Sayur pokcoy layu saja kita kembalikan,” tegasnya, didampingi Kepala SPPG Saefullah Rahmat.
 

PCO: Jaga Mutu, Jangan Sampai Ada Isu Keracunan
 

Deputi 1 Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) M. Isra Ramli mengingatkan pentingnya menjaga SOP dari Badan Gizi Nasional. Ia menegaskan bahwa isu gizi adalah isu sensitif, dan program MBG harus zero accident.

 

“Kami akan terus evaluasi agar tidak ada kejadian buruk di lapangan,” ujarnya.
 

Kunjungan ke Dapur, Roastery, dan Santri yang Puasa Sunnah
 

Kunjungan PCO juga mencakup tinjauan ke tempat pengolahan kopi alumni dengan brand “Kopi 76” dan berdialog bersama ratusan guru dan siswa. Sayangnya, karena kunjungan jatuh di hari Kamis, para siswa tengah puasa sunnah.

 

“Makanya MBG hari Senin-Kamis disesuaikan: roti, buah, dan susu kemasan agar awet untuk buka puasa,” jelas Hj Ida.
 

Pemkab Garut Minta Tambahan 300 Dapur MBG
 

Kepala Bappeda Garut Didit Fajar Putradi mengapresiasi program ini dan meminta dukungan lebih besar dari pusat.

 

“Garut butuh 300 dapur MBG. Kami siap siapkan lahan dan infrastruktur, pusat tinggal masuk dengan programnya,” tegas Didit.
 

Saat ini, sudah beroperasi 19 SPPG di 14 kecamatan dan 19 desa. Dengan asumsi satu dapur mampu melayani 3.000 porsi, artinya puluhan ribu anak Garut tengah merasakan langsung manfaat program unggulan Presiden Prabowo.rajamedia

Komentar: