Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

Terima Banyak Masukan, Mahfud MD Ungkap Berbagai Persoalan Akut di Tubuh Polri

Laporan: Zulhidayat Siregar
Jumat, 26 September 2025 | 20:57 WIB
Mantan Menko Polhukam Mahfud MD - Istimewa -
Mantan Menko Polhukam Mahfud MD - Istimewa -

RAJAMEDIA.CO -  Jakarta, Polri - Mantan Menko Polhukam Mahfud MD mengaku dihubungi banyak kalangan begitu namanya mencuat diminta untuk bergabung dalam Komite Reformasi Polri yang akan dibentuk Presiden Prabowo Subianto.


Termasuk dari kalangan purnawiran Polri. Dia pun disodori sejumlah persoalan di tubuh Polri yang harus mendapat perhatian Komite nantinya.
 
"Banyak sekali orang yang menghubungi termasuk dari beberapa mantan perwira-perwira tinggi Polri memberikan bahan, memberi dukungan, memberi dorongan," jelas Mahfud seperti dikutip dari tayangan di kanal YouTube @Indonesia Lawyers Club (Jumat, 26/9/2025).


Dari Kekerasan hingga yang Dipecat Aktif lagi


Dia pun telah mencatat masukan dan informasi dari berbagai pihak tersebut terkait sejumlah persoalan yang menggerogoti korps Bhayangkara itu. Pertama, anggota Polri dianggap sering melakukan penganiayaan atau tindak kekerasan kepada masyarakat. Kedua, melakukan pemerasan atau mencari-cari kesalahan rakyat.


Ketiga, aparat ditengarai kerap menjadi becking terhadap berbagai kejahatan seperti illegal mining, illegal logging, illegal fishing. "Itu bukan rahasia. Sudah banyak backing-backingan," beber Guru Besar Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) ini.


Keempat, kultur nepotisme berkembang di tubuh Polri. Seseorang tidak bisa masuk Polri atau tidak bisa naik pangkat kalau tidak punya hubungan khusus atau punya kesamaan politik dengan pimpinan.


"Sehingga pendekatan yang dilakukan untuk maju karirnya itu harus punya kedekatan nepotisme dengan pimpinan bahkan membayar gitu. Kemudian tidak ada meritokrasi di sana. Orang-orang yang bagus, pandai, dan sebagainya itu biasanya tersingkir kalau tidak sama dengan pimpinan," ungkapnya.


Dia juga menerima masukan bahwa kerap terjadi barang bukti hilang, bahkan tidak jarang perkaranya secara langsung yang ikut raib. Bahkan yang mengagetkan dia, ada banyak anggota Polri yang dihukum hingga dipecat karena sebuah kasus, tiba-tiba aktif lagi.


"Sudah PTDH (Pemberhentian Tidak Dengan Hormat), masuk lagi. Ada yang menyebut namanya di suatu tempat misalnya terlibat pemerasan dan penipuan, dipecat. Tapi tiba-tiba ditugaskan di satu tempat lagi dan diumumkan ini orang berprestasi di bidang pemberantasan narkoba," ucap Mahfud.


Mahfud Belum Bisa Bocorkan Nama-namanya


Mahfud mengaku informasi yang dia terima dari kalangan pensiunan Polri bahkan termasuk dari yang masih aktif itu, sangat lengkap. Termasuk dengan nama-nama anggota Polri yang bermasalah. Namun dia belum bisa membocorkannya karena Komite Reformasi Polri belum resmi dibentuk.


"Saya punya nama-nama tentang itu. Tapi tentu tidak etis kalau disebutkan di sini. Nanti kita akan sampaikan ini pada rapat kalau memang tim itu jadi dibentuk oleh Presiden. SK-nya kan belum datang," katanya menekankan.


Namun yang pasti, dari berbagai persoalan yang diterimanya itu, Mahfud MD berkeyakinan kerusakan di tubuh Polri sudah cukup meluas. Meskipun sebenarnya, anggota Polri yang terlibat dalam berbagai persoalan itu kecil dibanding keseluruhan jumlah personel.


"Ya kalau dibandingkan dengan (anggota) polisi yang jumlahnya lebih dari 500 ribu, mungkin kecil pelakunya. Tetapi mereka ini menempati tempat-tempat strategis yang bisa menentukan jalannya penegakan hukum, ketertiban, dan ketentraman masyarakat," demikian tandasnya.rajamedia

Komentar: