Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

Ahmad Labib: Sinergi Keuangan Negara Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi!

Laporan: Halim Dzul
Rabu, 24 September 2025 | 18:56 WIB
Anggota MPR RI, Ahmad Labib - Foto: RRI.co.id -
Anggota MPR RI, Ahmad Labib - Foto: RRI.co.id -

RAJAMEDIA.CO - Jakarta, Legislator - Anggota MPR RI Ahmad Labib menekankan pentingnya pengelolaan sistem keuangan negara yang sehat dan transparan sebagai instrumen pertumbuhan ekonomi. Ia menegaskan, instrumen publik harus mampu menopang perekonomian nasional secara berkelanjutan.
 

“Sinergi keuangan negara dengan perekonomian nasional, intinya bagaimana instrumen keuangan publik itu mampu menolong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Sehingga endingnya adalah pada peningkatan kesejahteraan masyarakat,” ujar Labib dalam Diskusi Konstitusi dan Demokrasi Indonesia bertema "Sinergi Sistem Keuangan Negara dan Perekonomian Nasional bagi Peningkatan Kesejahteraan Sosial" di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (24/9/2025).
 

Empat Pilar Sistem Keuangan Negara
 

Labib menjelaskan, sistem keuangan negara mencakup empat hal utama, yaitu APBN, perpajakan, utang negara, dan transfer ke daerah. Keempat instrumen tersebut menurutnya berperan menjaga stabilitas ekonomi, pemerataan pembangunan, dan meningkatkan daya beli masyarakat.
 

Ia menekankan, APBN memiliki peran sentral untuk menjaga pertumbuhan, sementara perpajakan yang sehat harus menjadi tulang punggung penerimaan negara. 
 

“Utang negara hanya sebagai pelengkap bila penerimaan pajak tidak mencukupi,” tambahnya.
 

Transformasi Ekonomi Digital dan Hijau
 

Dalam paparannya, Labib juga menyoroti pentingnya dukungan keuangan negara terhadap transformasi digital dan ekonomi hijau. Menurutnya, proyeksi pertumbuhan ekonomi digital hingga 20 persen pada 2030 akan menjadi motor penggerak utama generasi muda.
 

“Kalau bisa 20% di 2030, maka sumbangannya sudah bisa antara Rp3.500 triliun sampai Rp5.000 triliun,” ujarnya.rajamedia

Komentar: