Muhammadiyah Terbuka: Baju Boleh Kuning, Biru, Merah—Asal Bawa Niat Baik!

RAJAMEDIA.CO - Yogyakarta, Muhammadiyah — Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Agung Danarto, memberi penegasan tegas namun sejuk kepada warganet yang nyinyir soal bantuan partai politik ke Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta.
Menurutnya, Muhammadiyah tidak terjebak pada simbol warna apalagi loyalitas ke satu partai. Persyarikatan ini, kata Agung, buka pintu untuk semua, selama tujuannya untuk membangun bangsa.
“Kemarin bajunya kuning, kita terima. Besok ada yang biru atau merah pengen bantu? Ya monggo! Asal niatnya baik dan untuk kebaikan umat,” tegas Agung disambut tepuk tangan hadirin di Kompleks Perguruan Mu’allimin, Wirobrajan, Minggu (1/6/2025).
Bukan Soal Warna, Tapi Tujuan
Pernyataan ini disampaikan di tengah ramainya komentar miring dari netizen yang mencibir Mu’allimin karena menerima bantuan dari partai tertentu.
Agung menjelaskan bahwa Muhammadiyah sejak awal bersikap terbuka untuk bekerja sama dengan siapa saja, tanpa harus menjadi partisan.
“Itu sudah ada dalam Kepribadian Muhammadiyah nomor 9. Kita membantu pemerintah, bekerjasama dengan golongan lain, selama tujuannya membangun negeri menuju masyarakat adil dan makmur yang diridlai Allah SWT,” tegasnya.
Kolaborasi untuk Pendidikan dan Umat
Lebih jauh, Agung menyebut bahwa Muhammadiyah memang jadi tempat banyak pihak menitipkan bantuan. Bukan karena afiliasi politik, tapi karena kepercayaan terhadap integritas dan komitmen persyarikatan.
“Institusi maupun individu tahu, kalau lewat Muhammadiyah, bantuannya akan sampai ke tujuan. Transparan, amanah, dan berdampak nyata,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya kader Muhammadiyah untuk berdiaspora ke berbagai lini kehidupan. Termasuk ke ranah politik, birokrasi, dan sektor publik, selama tetap menjunjung nilai-nilai keislaman dan persyarikatan.
“Kalimat Allah itu harus ditegakkan lewat semua pintu. Jangan takut warna, yang penting isinya dakwah dan kemaslahatan,” tandas Agung.
Catatan Redaksi:
Pernyataan Agung Danarto menjadi penegas bahwa Muhammadiyah bukan ormas partisan. Meski punya sejarah panjang melahirkan tokoh-tokoh nasional, persyarikatan tetap memegang prinsip independensi dalam garis perjuangan dakwahnya.
Pendidikan 5 hari yang lalu

Nasional | 5 hari yang lalu
Politik | 4 hari yang lalu
Politik | 4 hari yang lalu
Nasional | 3 hari yang lalu
Opini | 3 hari yang lalu
Info Haji | 3 hari yang lalu
Politik | 2 hari yang lalu
Info Haji | 3 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu