Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

Kampus Muhammadiyah Kolaborasi Kembangkan Ekonomi Perempuan Nelayan Maluku

Laporan: Zulhidayat Siregar
Rabu, 03 Desember 2025 | 09:58 WIB
Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan (ITB-AD) Jakarta dan Universitas Muhammadiyah (UM) Maluku, Kementerian UMKM resmi bersinergi untuk memberdayakan perempuan nelayan di Maluku. - Istimewa -
Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan (ITB-AD) Jakarta dan Universitas Muhammadiyah (UM) Maluku, Kementerian UMKM resmi bersinergi untuk memberdayakan perempuan nelayan di Maluku. - Istimewa -

RAJAMEDIA.CO - Ambon - Dua perguruan tinggi di bawah naungan Muhammadiyah, Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan (ITB-AD) Jakarta dan Universitas Muhammadiyah (UM) Maluku, resmi bersinergi untuk memberdayakan perempuan nelayan di Maluku. 
 

Kolaborasi strategis ini difokuskan pada pendampingan usaha, riset, dan penguatan ekonomi berkelanjutan bagi perempuan pesisir.
 

Kerja sama tersebut diwujudkan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) yang melibatkan Kementerian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), Senin (1/12/2025). 
 

Inisiatif ini digagas oleh Pusat Studi Islam, Perempuan dan Pembangunan (PSIPP) ITB-AD Jakarta dan didukung oleh PT Unilever Indonesia.
 

Perguruan Tinggi Jadi Bagian dari Solusi

Rektor ITB-AD Jakarta, Dr. Yayat Sujatna, menegaskan bahwa kampus harus turun langsung menjawab persoalan sosial di masyarakat. Ia menyoroti kerentanan ekonomi yang dialami perempuan pesisir.

“Perguruan tinggi harus menjadi bagian dari solusi atas kerentanan ekonomi perempuan pesisir. Mereka menghadapi beban ganda: pekerjaan domestik yang berat dan kontribusi ekonomi yang besar, namun pengakuan terhadap peran mereka masih rendah,” ujar Yayat dalam kuliah umum di kampus UM Maluku, Ambon.


Model pemberdayaan yang akan diterapkan adalah “Teologi Al-Maun Berperspektif Perempuan (TABP)” dengan 30 indikator, sebuah metode yang telah berhasil diujicobakan ITB-AD sejak 2017 untuk memberdayakan perempuan miskin perkotaan.


Bukan Pemberdayaan Karitatif, Tapi Bangun Kemandirian

Yayat menekankan bahwa pendekatan TABP berbeda dengan bantuan charity. Metode ini mengedepankan observasi lapangan, pemetaan desa berbasis gender, dan pendampingan usaha yang disesuaikan dengan kebutuhan riil.

“Ini bukan pemberdayaan karitatif. Ini strategi membangun kemandirian,” tegasnya.
 

Program ini bertujuan menemukan perempuan duafa yang menjadi tulang punggung keluarga melalui matakuliah Kemuhammadiyahan, lalu memberikan intervensi yang tepat sasaran, mulai dari peningkatan keterampilan pengolahan hasil laut, pemasaran, hingga penguatan kelembagaan usaha mikro.

Pendampingan Harus Sampai pada Akses Pasar


Rektor UM Maluku, Prof. Faris Al-Fadhat, menyambut baik kolaborasi ini. Ia menekankan bahwa peran kampus tidak boleh berhenti pada pelatihan, tetapi harus membuka akses yang lebih luas.
 

“Pendampingan tidak boleh berhenti pada pelatihan. Akses pasar, teknologi, dan dukungan berkelanjutan harus dibuka agar usaha mereka bertahan,” ujarnya.

Faris menambahkan bahwa kampus harus menjadi penggerak inovasi yang mampu menciptakan dampak nyata bagi kelompok rentan, termasuk perempuan nelayan.

Rencana Tindak Lanjut dan Peran Kementerian UMKM

Sebagai langkah konkret pasca penandatanganan MoU, ITB-AD Jakarta dan UM Maluku akan segera memulai riset kolaboratif untuk memetakan kondisi sosial-ekonomi perempuan nelayan dan potensi desa pesisir di Maluku.

Sementara itu, Kementerian UMKM akan memastikan keberlanjutan program melalui:
 

- Pelatihan dan pendampingan usaha

- Fasilitasi peralatan produksi

- Akses permodalan

- Pembukaan jejaring pemasaran bagi kelompok perempuan nelayan
 

Kolaborasi tiga pihak ini diharapkan dapat menjadi model pemberdayaan yang efektif dan berkelanjutan, memperkuat ekonomi lokal, serta meningkatkan kesejahteraan perempuan nelayan di Maluku.rajamedia

Komentar: