Intip Harga BBM Pertamina Terbaru Setelah Pertalite-Pertamax Hingga Solar Naik
Raja Media (RM), BBMNaik- Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Bersubsidi yang diikuti harga terbaru jenis Pertalite, Pertamax hingga solar telah resmi dinaikan pemerintah.
Diketahui sebelum kenaikan harga atau terbitnya harga terbaru, Pertalite per liter Rp 16.800 dan Pertamax dengan harga Rp 12.500 per liter.
Begitu juga BBM Pertamina lainnya mengalami kenaikan.
Dilansir dari laman Disway Presiden Joko Widodo menyebutkan kebijakan menakan BBM Pertamina, anggaran subsidi BBM akan dialihkan untuk bantuan yang lebih tepat sasaran.
"Harga beberapa jenis BBM yang selama ini mendapat subsidi akan mengalami penyesuaian," kata Jokowi dalam keterangannya yang disampaikan langsung, Sabtu (3/9).
Informasi harga terbaru BBM Pertamina tersebut diungkapka Menteri ESDM Arifin Tasrif.
Arifin menyampaikan, harga BBM jenis Pertalite naik menjadi Rp 10.000 dan Solar menjadi Rp 6.800.
"Pemerintah memutuskan menyesuaikan harga BBM subsidi Pertalite menjadi Rp 10.000, kemudian Solar subsidi Rp 6.800 per liter," kata Arifin.
Selain menaikkan harga Pertalite dan Solar, Pemerintah juga mengerek harga BBM jenis Pertamax menjadi Rp 14.500.
"Pertamax non-subsidi dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500. Dengan kenaikan harga ini, berarti Pertamax naik Rp 2.000," imbuhnya.
Sinyal Naik
Sinyal kenaikan harga BBM subsidi sudah bergema sejak beberapa pekan terakhir karena proyeksi kuota APBN 2022 jebol akhir tahun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan subsidi energi bisa membengkak Rp 198 triliun menjadi Rp 700 triliun jika harga pertalite dan solar tak naik.
Tekanan pada harga BBM terjadi karena harga minyak mentah dunia melonjak setelah perang Rusia-Ukraina.
"Akibat lonjakan itu, belanja subsidi BBM dan kompensasi energi melesat dari Rp 170 triliun menjadi Rp 502 triliun," terangnya.
Kembali mengutip pernyataan Jokowi sebelumnya bahwa selama ini subsidi BBM lebih banyak digunakan kelompok ekonomi mampu yakni sebanyak 70 persen.
"Seharusnya uang negara itu diprioritaskan untuk memberi subsidi kepada masyarakat yang tidak mampu," ungkapnya.
Tekanan pada harga BBM terjadi karena harga minyak mentah dunia melonjak setelah perang Rusia-Ukraina.
"Akibat lonjakan itu, belanja subsidi BBM dan kompensasi energi melesat dari Rp 170 triliun menjadi Rp 502 triliun," terangnya.
Kembali mengutip pernyataan Jokowi sebelumnya bahwa selama ini subsidi BBM lebih banyak digunakan kelompok ekonomi mampu yakni sebanyak 70 persen.
"Seharusnya uang negara itu diprioritaskan untuk memberi subsidi kepada masyarakat yang tidak mampu. Dan pemerintah harus membuat keputusan di waktu yang sulit," sambungnya.
Sebagian subsidi BBM kata Jokowi, akan dialihkan untuk bantuan yang lebih tepat sasaran seperti bantuan langsung tunai (BLT) BBM sebesar Rp 12,4 triliun yang diberikan kepada 20,65 juta keluarga yang kurang mampu sebesar Rp 150 ribu per bulan.
"Bantuan ini mulai diberikan bulan September selama 4 bulan," demikian Jokowi.
Info Haji 4 hari yang lalu
Parlemen | 6 hari yang lalu
Nasional | 6 hari yang lalu
Nasional | 6 hari yang lalu
Hukum | 4 hari yang lalu
Opini | 3 hari yang lalu
Hukum | 3 hari yang lalu
Opini | 4 hari yang lalu
Nasional | 6 hari yang lalu
Opini | 5 hari yang lalu