Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

Hardiknas 2025, Puan Teriak Keras: Pendidikan Bukan Sekadar Seremoni!

Laporan: Firman
Jumat, 02 Mei 2025 | 17:28 WIB
Ketua DPR RI Puan Maharani - Humas DPR
Ketua DPR RI Puan Maharani - Humas DPR

RAJAMEDIA.CO - Raja Media, Jakarta – Ketua DPR RI Puan Maharani menabuh genderang peringatan keras di Hari Pendidikan Nasional 2025. 
 

Menurutnya, pendidikan di Indonesia belum sepenuhnya merdeka. Masih banyak anak-anak bangsa yang duduk di kelas tanpa guru, di ruang belajar tanpa bangku, dan berjalan berjam-jam hanya untuk menyentuh gerbang sekolah.

 

"Hardiknas bukan seremoni tahunan. Ini momentum untuk menyentil nurani kita. Pendidikan itu janji konstitusi. Harus merata. Harus bermutu. Harus untuk semua,” kata Puan, Jumat (2/5/2025).
 

Sekolah Ada, Gurunya Nggak Ada!
 

Puan menyebut fakta tragis: Masih banyak sekolah berdiri tanpa guru tetap, tanpa listrik, tanpa internet, bahkan tanpa papan tulis yang layak.
 

“Anak-anak di pelosok harus jalan kaki berjam-jam ke sekolah. Itu tandanya kita belum merdeka dalam pendidikan,” tegasnya.

 

Infrastruktur Amburadul, Keadilan Pendidikan Mandek!
 

Puan mendesak pemerintah pusat dan daerah agar tidak sekadar hitung-hitungan anggaran. Ia minta keberpihakan nyata untuk daerah 3T:

 

Tertinggal, Terdepan, Terluar.
 

"Kita butuh anggaran yang berani. Yang berpihak. Bukan hanya target partisipasi, tapi juga kualitas layanan!"
 

Guru Digugu, Tapi Tak Ditiru dalam Hal Kesejahteraan!
 

Puan juga menyentil nasib para guru: Masih banyak yang mengajar dengan status tak jelas, upah minim, tanpa jaminan.
 

“Hormati guru bukan lewat seremoni, tapi lewat pengangkatan adil, gaji manusiawi, dan jaminan sosial yang pasti!”
 

Darurat Bullying & Kekerasan di Sekolah!
 

Puan menyoroti meningkatnya kasus bullying dan kenakalan anak. Ia minta pendekatan humanis berbasis data, bukan sekadar hukuman.

 

“Penanganan harus melibatkan ahli psikologi, pendidikan karakter, dan nilai sosial budaya lokal. Anak-anak bukan pelaku tunggal, mereka korban sistem yang gagal mendidik.”
 

Raja Media:

“Pendidikan Bukan Wacana! Itu Harga Diri Konstitusi!” Puan ingatkan: Negara wajib hadir hingga ke sudut desa. Karena di sanalah mimpi-mimpi besar anak Indonesia tumbuh!rajamedia

Komentar: