Guru Besar: Jangan Jadikan Agama Permainan dan Senda Gurau, Neraka!
RAJAMEDIA.CO - Yogyakarta - Guru Besar Universitas UIN Salatiga, Muhammad Irfan Helmy menyampaikan nasib orang-orang yang menjadikan agama sebagai permainan dan senda gurau di dunia dilukiskan dalam QS. Al-A’raf ayat 50-53 dengan sangat jelas.
Dalam ayat itu menggambarkan bagaimana penghuni neraka, yang dulu mengabaikan agama, memohon bantuan kepada penghuni surga untuk diberi setetes air atau makanan.
"Harapan para penghuni neraka itu pupus karena permintaan itu ditolak. Allah telah mengharamkan segala bentuk kenikmatan bagi mereka yang ingkar. Kehidupan dunia yang mereka habiskan untuk kesenangan sementara tanpa memikirkan akhirat kini berbuah penyesalan yang terlambat,”ujarnya Muhammad Irfan Helmy dalam Halaqah Tafsir at-Tanwir di Aula Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan, Sabtu (12/10).
Dijelaskan Irfan, kehidupan modern menunjukkan betapa relevannya ayat-ayat ini. Banyak orang hidup dalam lingkungan yang penuh dengan godaan materialisme dan hedonisme.
"Kesibukan mengejar harta, jabatan, dan status seringkali membuat mereka melupakan tanggung jawab spiritual," ujarnya.
Lebih lanjut, Irfan menjelaskan bahwa ayat ini memberikan peringatan keras kepada mereka yang menjadikan agama sebagai hal yang remeh. Di dunia, mereka hidup dengan mengabaikan kewajiban ibadah, menjadikan agama hanya formalitas, dan berfokus sepenuhnya pada kesenangan duniawi.
"Di hari kiamat, para penghuni neraka tersebut akan menyadari kebenaran yang mereka tolak. Mereka ingin kembali ke dunia untuk memperbaiki kesalahan, tetapi kesempatan itu sudah hilang. Ini adalah bentuk keadilan ilahi, di mana penyesalan tidak lagi bermanfaat ketika waktu sudah berlalu," ujarnya.
Menurut Irfan, Agama sering kali dianggap sebagai urusan pribadi yang bisa dipilih untuk diikuti atau tidak, tergantung pada kepentingan sesaat. Mereka yang hidup dalam pola pikir seperti ini mungkin tidak menyadari bahwa semua yang mereka kejar di dunia akan menjadi sia-sia jika melupakan Allah dan kewajiban akhirat.
Lebih jauh, Irfan mengatakan bahwa ayat ini mengajarkan tentang pentingnya keseimbangan antara pencarian ilmu pengetahuan dan kesadaran spiritual. Mereka yang di dunia mengabaikan kebenaran Al-Qur’an dan wahyu hanya akan menuai penyesalan.
Dalam konteks kehidupan modern, hal ini dapat dikaitkan dengan mereka yang hanya mengejar ilmu untuk tujuan materi atau keduniawian tanpa memperhatikan aspek etika dan moral.
"Ilmu tanpa bimbingan spiritual hanya akan membawa pada kesesatan. Kebenaran Al-Qur’an harus dijadikan panduan dalam menjalani kehidupan, baik dalam urusan duniawi maupun akhirat," ujarnya.
Selain itu, ujar Irfan, ayat-ayat ini juga mengandung pesan penting tentang keadilan sosial dan tanggung jawab. Orang-orang yang di dunia hanya memikirkan diri sendiri dan melupakan kewajiban sosial akan mendapat balasan yang setimpal di akhirat.
"Kekayaan, status, dan kesenangan duniawi tidak akan memberi manfaat jika digunakan hanya untuk kepentingan pribadi," terangnya.
Kesimpulannya, ayat-ayat ini, kata Irfan, adalah peringatan agar tidak terjebak dalam kenikmatan dunia yang sementara. Kehidupan di dunia ini bersifat fana, sementara akhirat adalah tujuan yang hakiki.
"Oleh karena itu, segala tindakan dan usaha di dunia harus selalu diarahkan untuk meraih keridhaan Allah, bukan semata-mata untuk kesenangan pribadi atau harta benda yang tidak kekal," demikian tutup Irfan.
Sumber: muhammadiyah.or.id
Politik 6 hari yang lalu
Info Haji | 3 hari yang lalu
Politik | 5 hari yang lalu
Hukum | 6 hari yang lalu
Parlemen | 5 hari yang lalu
Nasional | 5 hari yang lalu
Nasional | 4 hari yang lalu
Politik | 5 hari yang lalu
Olahraga | 5 hari yang lalu
Hukum | 2 hari yang lalu