Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

Baleg DPR: Perpecahan Musisi Bukan Karena Ego, Tapi Akibat Kekosongan Hukum!

Laporan: Halim Dzul
Rabu, 12 November 2025 | 04:31 WIB
Rapat Dengar Pendapat (RDP) Baleg DPR RI dengan para musisi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (11/11/2025). - Foto: Dok. RRI -
Rapat Dengar Pendapat (RDP) Baleg DPR RI dengan para musisi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (11/11/2025). - Foto: Dok. RRI -

RAJAMEDIA.CO - Jakarta, Musisi – Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR RI, Bob Hasan, menegaskan perlunya memperkuat hubungan antara pencipta lagu dan penyanyi agar industri musik nasional tidak terus terjebak dalam konflik yang sama. 
 

Ia menyebut akar persoalan bukan pada ego atau konflik personal antarmusisi, melainkan pada lemahnya sistem hukum yang mengatur hak cipta dan performa karya musik di Indonesia.
 

“Harus kita sadari, peristiwa hukum yang muncul antara penyanyi dengan pencipta lagu itu bukan akibat kehendak pribadi mereka, melainkan karena kekosongan hukum,” ujar Bob dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan para musisi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (11/11/2025).
 

Dispute Musik, Cermin Lemahnya Regulasi
 

Bob menyoroti bahwa polemik antara musisi besar seperti Ahmad Dhani dan Once Mekel seharusnya menjadi pelajaran penting bagi pembuat kebijakan. Menurutnya, perseteruan itu tidak semestinya dilihat sebagai konflik personal, melainkan sinyal perlunya pembaruan regulasi yang lebih adil.
 

“Cukuplah sudah Ahmad Dhani dengan Once. Jangan sampai hubungan kreatif yang seharusnya saling menguatkan justru dipisahkan oleh sistem hukum yang tidak jelas,” tegasnya.
 

Ia menambahkan, hubungan antara pencipta lagu dan penyanyi bersifat saling bergantung. 
 

“Boleh jadi pencipta membuat lagu karena terinspirasi karakter suara penyanyinya. Ini komponen yang tidak bisa dipisahkan. Tapi sekarang terpecah karena sistem yang tidak integrated,” jelasnya.
 

Apresiasi Persahabatan Musisi
 

Dalam kesempatan itu, Bob juga menyinggung hubungan baik Fadly dan Piyu dari band Padi yang tetap akrab meski band tersebut sudah lama tidak aktif. Ia berharap contoh seperti itu bisa ditiru oleh musisi lain.
 

“Mulai hari ini, persahabatan Fadly dan Piyu harus terus dijaga. Karena kalau hubungan musisi rusak, yang rugi bukan mereka — tapi kita semua, bangsa Indonesia,” kata Bob disambut tepuk tangan peserta rapat.

Kolaborasi Jadi Kunci Ekosistem Musik yang Adil
 

Bob menekankan bahwa pembahasan RUU Hak Cipta harus melibatkan seluruh pemangku kepentingan agar lahir aturan yang adil, transparan, dan berpihak pada semua pihak. Ia menegaskan, kolaborasi antara DPR, musisi, dan lembaga kolektif manajemen menjadi kunci agar ekosistem musik kembali sehat.
 

Ariel Noah: Akhirnya Ada Titik Terang
 

Sementara itu, Wakil Ketua Vibrasi Suara Indonesia (VISI), Nazril Irham alias Ariel Noah, menyambut positif hasil pertemuan antara pihaknya dengan Asosiasi Komposer Seluruh Indonesia (AKSI). Menurut Ariel, dialog kali ini berlangsung lebih terbuka dan menumbuhkan saling pengertian.
 

“Yang paling penting, hari ini kami senang karena ada pernyataan langsung dari pihak AKSI bahwa bukan penyanyi yang harus bayar untuk performing rights,” ujar Ariel kepada wartawan usai rapat.
 

Pernyataan tersebut, lanjut Ariel, menjadi langkah penting untuk mengakhiri kesalahpahaman di kalangan musisi dan membuka jalan menuju sistem yang lebih adil. 
 

“Kami berharap RUU Hak Cipta yang baru bisa memberi kepastian hukum bagi semua pelaku industri musik,” katanya.
 

Menuju Industri Musik Tanpa Sengketa
 

Pertemuan antara Baleg DPR, AKSI, dan VISI menjadi sinyal awal bahwa perpecahan di dunia musik nasional bisa disembuhkan melalui regulasi yang tepat dan kolaborasi yang tulus. Seperti kata Bob Hasan, 
 

“Musik bukan soal siapa yang lebih hebat. Ini tentang harmoni antara cipta, rasa, dan karya.”rajamedia

Komentar: