Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

Aksi Heroik Bidan Berenang Antar Obat, Puan: Negara Tak Boleh Abai!

Laporan: Halim Dzul
Rabu, 06 Agustus 2025 | 16:08 WIB
Ketua DPR RI Puan Maharani - Humas DPR -
Ketua DPR RI Puan Maharani - Humas DPR -

RAJAMEDIA.CO - Jakarta, Parlemen - Ketua DPR RI Puan Maharani angkat bicara soal aksi heroik Dona Lubis, bidan asal Puskesmas Duo Koto, Kabupaten Pasaman, Sumbar, yang viral karena nekat menyeberangi sungai demi mengantarkan obat kepada pasien TBC.
 

Aksi Dona mendapat apresiasi tinggi dari Puan. Tapi di saat yang sama, aksi itu menyiratkan ironi: negara belum sepenuhnya hadir di wilayah terpencil.
 

“Pengabdian seperti yang dilakukan Ibu Dona patut dihormati. Tapi kita harus jujur, negara tidak boleh membiarkan tenaga medis menggantikan tanggung jawab infrastruktur dasar yang belum hadir,” ujar Puan, dalam keterangan resmi kepada Parlementaria, Rabu (6/8/2025).
 

Jembatan Putus, Bidan Melawan Derasnya Sungai
 

Video Dona viral usai menunjukkan perjuangannya menyeberangi Sungai Batang Pasaman tanpa jembatan penghubung. Jembatan sepanjang 15 meter itu terputus sejak Jumat (1/8), mengisolasi Kejorongan Sinuangon, Nagari Cubadak Barat.
 

Namun, Dona tetap menjalankan tugasnya. 

 

“Ini sudah menjadi tanggung jawab saya sebagai tenaga kesehatan,” katanya.
 

Puan: Ini Soal Sistem, Bukan Sekadar Pujian
 

Menurut Puan, keberanian Dona adalah refleksi dari banyaknya wilayah rawan di Indonesia yang belum tersentuh pembangunan.
 

“Ketika satu jembatan rusak menyebabkan terputusnya akses kesehatan, yang terganggu bukan hanya logistik, tapi juga nyawa manusia,” tegasnya.
 

Negara Harus Hadir Sampai Ujung Republik
 

Puan meminta pemerintah pusat dan daerah untuk melakukan langkah konkret:

 

1. Penguatan anggaran infrastruktur penghubung ke fasilitas kesehatan.
2. Penyusunan peta risiko wilayah layanan kesehatan.
3. Sistem transportasi darurat dan jaminan keselamatan tenaga medis.
 

Insentif berbasis risiko geografis dan keterpencilan.
 

“Negara harus hadir, bukan sekadar dalam laporan, tapi dalam bentuk jembatan kokoh, akses aman, dan kehadiran nyata,” tutupnya.rajamedia

Komentar: