Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

PJS: Rumah yang Sedang Kita Bangun

Oleh: H. Dede Zaki Mubarok
Jumat, 18 Juli 2025 | 10:54 WIB
Ketua Dewan Pakar Rizaluddin Kurniawan menyerahkan pataka kepada Ketum PJS hasil Munas Palu Mahmud Marhaba - Ist/RMN -
Ketua Dewan Pakar Rizaluddin Kurniawan menyerahkan pataka kepada Ketum PJS hasil Munas Palu Mahmud Marhaba - Ist/RMN -

RAJAMEDIA.CO - SAYA hadir di Palu. Bukan sebagai pengamat, bukan sebagai penonton, tapi sebagai bagian dari keluarga besar Pro Jurnalismedia Siber (PJS). 
 

Kali ini, saya menyaksikan sejarah: Mahmud Marhaba kembali dipercaya sebagai Ketua Umum PJS, lewat Musyawarah Nasional (Munas) ke-II, Minggu, 13 Juli 2025.
 

Saya melihat wajah-wajah penuh harapan dari seluruh Indonesia: dari Sulawesi Tengah, Kalimantan, Sumatera, sampai Papua. Satu semangat yang sama: PJS harus naik kelas, harus jadi kekuatan pers yang diperhitungkan di negeri ini.
 

Saya sebagai Ketua Dewan Etik tentu merasakan beban moral yang lebih berat. Kita tidak hanya bicara soal organisasi, tapi soal marwah profesi. 
 

Kita tidak boleh mengulang kesalahan masa lalu, di mana media hanya menjadi alat pemuas klik, melupakan etika, melupakan kepentingan publik.

Ada yang menarik dari Munas ini. Saat membuka Munas, Gubernur Lemhannas RI, Dr. H. Tubagus Ace Hasan Syadzily, mengingatkan kita semua: dunia tidak lagi didominasi satu kutub. 
 

Dunia bergerak cepat, informasi berhamburan tak terbendung. Dan siapa yang mampu menjaga literasi publik? Media.
 

Gubernur Lemhannas mengingatkan jurnalis harus ada di garis depan. Saya setuju. Tapi garis depan ini bukan tempat untuk menebar sensasi. Garis depan adalah medan perang melawan hoaks, perang melawan disinformasi.

Ketua Dewan Pers, Prof Komaruddin Hidayat ketika menutup seminar juga bicara keras soal masa depan pers. 
 

“Kecepatan bukan segalanya. Jurnalis harus paham rantai  konteks peristiwa,” katanya. 
 

Saya jadi ingat kata orang tua zaman dulu: jangan cuma tahu kejadian, harus paham kejadian itu kenapa bisa terjadi. Sayangnya, di era kecepatan seperti sekarang, prinsip itu sering ditendang keluar jendela.
 

Ini cambuk bagi kita semua. Kita sering bangga dengan breaking news, tapi lupa mengecek kebenaran. Kita sering berlomba jadi tercepat, tapi melupakan tanggung jawab.
 

Saya ingin PJS menjadi rumah yang tidak sekadar membanggakan jumlah anggota, tapi membanggakan kualitas anggotanya. 
 

Kita harus akui, problem terbesar pers siber saat ini adalah degradasi kualitas. Tapi kita tidak boleh menyerah. Kita harus bangun dari bawah: dari kode etik, dari karya jurnalistik yang benar, dari integritas.

Ketua Dewan Pakar PJS, Rizaluddin Kurniawan mengingatkan: jangan jadi media tukang goreng. Jangan biarkan media hanya jadi kompor dalam ruang demokrasi. 

 

“Media harus jadi pendingin suhu, menjadi penjernih ruang publik.”
 

Dan Mahmud Marhaba sendiri punya komitmen besar: membawa PJS masuk menjadi konstituen Dewan Pers. Ini bukan perkara mudah. 
 

Tapi ini adalah cita-cita besar yang layak diperjuangkan. Supaya PJS tidak hanya jadi organisasi, tapi menjadi bagian dari sistem yang menjaga kemerdekaan pers dengan penuh tanggung jawab.
 

Saya tidak ingin kita sekadar besar di papan nama. Saya ingin PJS besar di kualitas anggotanya, di kepercayaan publiknya. Karena tanpa kepercayaan publik, media akan ditinggalkan. Tanpa integritas, media akan dianggap sampah informasi.

Sebagai Ketua Dewan Etik, saya akan berdiri di garda terdepan untuk menjaga marwah PJS. Saya percaya, Munas di Palu bukan sekadar forum memilih pengurus. 
 

Ini adalah momentum konsolidasi moral, momentum menyatukan energi untuk memperbaiki wajah pers Indonesia.
 

Saya percaya Mahmud Marhaba tidak akan berjalan sendiri. Ada kita semua di belakangnya. Ada komitmen dari para pengurus pusat, dari para ketua DPD, dari para wartawan di daerah-daerah. 

 

Ada semangat bersama untuk membuktikan bahwa PJS adalah rumah bagi pers yang bermartabat.
 

Mari kita jaga rumah ini bersama.

Kita bangun dari etika.

Kita perkuat dengan integritas.

Kita hidupkan dengan karya jurnalistik yang berkualitas.

 

— Ketua Dewan Etik PJS, H. Dede Zaki Mubarokrajamedia

Komentar:
BERITA LAINNYA