Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

Mengetuk Pintu Dewan Pers

Oleh: Mahmud Marhaba
Selasa, 29 Juli 2025 | 23:07 WIB
Berkas resmi Pro Jurnalismedia Siber mendaftar sebagai konstituen Dewan Pers diterima anggota Dewan Pers Yogi Hadi Iswanto - Humas PJS -
Berkas resmi Pro Jurnalismedia Siber mendaftar sebagai konstituen Dewan Pers diterima anggota Dewan Pers Yogi Hadi Iswanto - Humas PJS -

RAJAMEDIA.CO - SAYA tidak terbiasa membawa map tebal dan menenteng berkas. Tapi pagi itu, saya melakukannya juga.
 

Tujuan saya jelas: Gedung Dewan Pers. Di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Tidak jauh dari kantor-kantor berita besar yang sering jadi rujukan nasional. Tapi saya bukan datang sebagai wartawan pencari berita. Saya datang sebagai Ketua Umum PJS—Pro Jurnalismedia Siber—mengantar harapan.
 

Harapan itu saya bungkus dalam map cokelat. Di dalamnya, lengkap: akta notaris, SK Kemenkumham, daftar anggota dari seluruh Indonesia, struktur organisasi, dan semangat.
 

Saya tidak tahu, apakah langit Jakarta pagi itu memang agak teduh, atau saya yang sedang lebih tenang dari biasanya. Yang jelas, langkah saya tidak gemetar. Tapi juga tidak pongah.
 

Bukan Sekadar Formalitas
 

Banyak yang menganggap mendaftar ke Dewan Pers itu soal administrasi. Urusan berkas, legalitas, pengakuan.
 

Bagi saya, tidak sesederhana itu. Ini bukan sekadar mencentang syarat. Ini tentang membuktikan: bahwa media kecil, wartawan daerah, dan organisasi yang lahir dari pinggiran—juga bisa punya tempat di meja yang sama.
 

Saya tahu, tidak semua orang percaya. Ada yang sinis. Ada yang pesimis. Tapi saya percaya, Dewan Pers adalah rumah besar. Dan rumah besar seharusnya tidak hanya diisi orang-orang besar.
 

Disambut Hangat
 

Saya diterima oleh Yogi Hadi Iswanto. Ia anggota Dewan Pers yang menangani pendataan dan retifikasi. Beliau ramah. Tidak formal berlebihan. Tapi tetap prosedural.
 

Kami serahkan semua dokumen. Lengkap. Tertata. Tidak banyak bicara. Tapi cukup untuk membuat mereka tahu: kami serius.
 

Tidak ada selebrasi. Tidak ada kamera. Tidak ada konferensi pers. Tapi buat saya pribadi, itu momen penting. Momen yang membuktikan bahwa organisasi seperti PJS sudah sampai pada tahap itu: percaya diri menghadap regulator.
 

Untuk yang Tak Pernah Terdengar
 

Saya ingat saat pertama kali mendirikan PJS. Tidak ada yang menyambut. Bahkan, ada yang mencibir.
 

Tapi kami tetap jalan. Kami isi hari-hari dengan pelatihan, pendampingan, dan penguatan media lokal. Kami tidak besar. Tapi kami tumbuh.
 

Yang kami perjuangkan hari ini bukan hanya status organisasi. Tapi pengakuan terhadap realitas: bahwa jurnalisme daerah itu ada. Bahwa mereka butuh ruang. Dan PJS ingin jadi pintunya.
 

Mengetuk, Menunggu, dan Melangkah Lagi
 

Apakah ini akan diterima? Saya tidak tahu.
 

Tapi kami sudah mengetuk. Dengan cara yang baik. Dengan prosedur yang benar. Dan dengan sikap hormat.
 

Kalau pintu itu dibuka, maka PJS akan menjadi bagian dari sejarah pers Indonesia secara konstitusional. Tapi kalau pun belum dibuka, kami tidak akan berhenti berjalan.
 

Karena kami tahu: jalan perubahan memang tidak pernah mulus. Tapi selalu layak ditempuh.
 

*Penulis adalah  Ketua Umum DPP Pro Jurnalismedia Siberrajamedia

Komentar: