Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

Mager dan Isolasi Diri, Mendikdasmen Ingatkan Para Orang Tua Bahaya Gadget!

Laporan: Nazila Nur
Jumat, 20 Desember 2024 | 08:13 WIB
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti. [Foto: Repro/RMN]
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti. [Foto: Repro/RMN]

RAJAMEDIA.CO - Jakarta - Bahaya penggunaan gadget berlebihan diingatkan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti. Hal itu turut berkaitan dengan metode parenting yang menurutnya sangat penting untuk diperhatikan orang tua.


Namun, tak jarang justru orang tua memberikan gadget sebagai alat permainan yang tidak edukatif kepada anak.


"Tidak jarang juga sebenarnya karena alasan-alasan yang bersifat pragmatis dan mungkin karena kurangnya pengetahuan dan kurangnya kemampuan, banyak orang tua yang kemudian memberikan berbagai macam permainan yang tidak edukatif," kata Mu'ti di Kantor Kemendikdasmen, Jakarta (19/12).


Sekum PP Muhammadiyah itu lantas membandingkan permainan anak-anak zaman dulu sebelum adanya gawai elektronik dan internet yang lebih edukatif.


"Dulu mungkin anak-anak masih banyak yang diberikan mainan berupa alat-alat peraga pendidikan yang memang mendidik. Sekarang mainannya diberikan dalam bentuk gadget yang kontennya tidak pernah disensor oleh orang tuanya dan tidak bisa disensor," lanjutnya.


Abdul Mu'ti menyebut adanya paradoks di mana justru orang tua belajar bagaimana menggunakan game dan handphone melalui anak dan cucunya.


"Ini saya kira sebuah metode yang harus kita koreksi bersama-sama, kita luruskan bersama-sama," tandasnya.

Diaktakan Abdul Mu'ti,  penggunaan gadget yang berlebihan dan tidak edukatif tidak hanya merusak fisik, tetapi nilai luhur yang tertanam di masyarakat.


"Terutama adalah otak anak-anak yang mudah sekali terpengaruh oleh gelombang elektromagnetik yang memang menjadi sistem dari gadget-gadget itu. Juga pada aktivitas fisik yang juga kemudian berkurang. Sejak kecil anak-anak sudah mulai banyak malas gerak (mager) dan tidak bergaul dengan teman-teman sebaya," ujarnyanya.


"Tidak juga kemudian mengenal berbagai nilai-nilai dan norma-norma utama yang ada di masyarakat dan kemudian juga menjadi anak-anak yang tidak cinta alam, tidak cinta sesama, tidak cinta orang tua, dan sebagainya," paparnya.


Abdul Mu'ti menyarankan untuk melakukan berbagai pendekatan agar anak-anak bisa mendapatkan pendidikan yang baik dan benar sejak dini.


"Melalui kemampuan para orang tua dalam mengasuh anak-anak itu, menurut saya, menjadi tugas penting yang harus kita lakukan bersama-sama," ujarnya.


Lanjut Abdul Mu'ti, orang tua bisa mengakses berbagai informasi, baik dalam bentuk buku maupun aplikasi-aplikasi yang memungkinkan mereka meningkatkan wawasan, kemampuan, serta komitmen untuk memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak-anak sejak dini.


"Membangun sumber daya manusia (SDM) unggul harus dilakukan sejak dini, bahkan ketika masih dalam kandungan," demikian Abdul Mu'ti.rajamedia

Komentar: