Lembaga Pendidikan Untuk Semua! Alumni Non Muslim Bangga Dengan Muhammadiyah
Raja Media (RM), Nusantara - Sebagai organisasi yang konsen dalam gerakan pencerdasan bangsa, komitmen Muhammadiyah nampak dari sebaran lembaga pendidikannya yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
Di berbagai daerah yang belum dijangkau pemerintah, Muhammadiyah bahkan sering lebih dulu mendirikan lembaga
Pernyataan itu disampaian Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Agung Danarto Dalam pembukaan Musywil Muhammadiyah Nusa Tenggara Timur (NTT) ke-8 di auditorium Universitas Flores, Kabupaten Ende, Jumat (17/3).
"Dimana masyarakatnya ada yang Muhammadiyah, maka Muhammadiyah itu terpanggil untuk mencerdaskan semuanya. Tidak membeda-bedakan apakah dia anggota Muhammadiyah, muslim atau non muslim,” ujar Agung dikutip dari laman muhammadiyah.or.id.
Agung lantas mencontohkan keberadaan lembaga pendidikan Muhammadiyah di kawasan Indonesia Timur.
Di NTT misalnya, Universitas Muhammadiyah (UM) Kupang didominasi oleh mahasiswa non muslim.
"Mahasiswa UM Kupang lebih dari 6 ribu dan non Islamnya 82 persen, naik dari beberapa waktu lalu yang 70 persen. Terima kasih saudara-saudara kami mempercayakan pendidikannya pada Muhammadiyah,” kata Agung.
Tak hanya di Kupang, hal sama juga terjadi di bumi Papua. Di Papua, Muhammadiyah memiliki empat Perguruan Tinggi. Dari 12 ribu mahasiswanya, 71 persen adalah non muslim.
Demografi ini kata Agung membuat fenomena baru yang diistilahkan oleh Sekretaris Umum Abdul Mu’ti sebagai ‘Krismuha’ atau Kristen Muhammadiyah. Mereka masuk kuliah sebagai non muslim, dan lulus tetap dalam agamanya.
Para alumni yang lulus, tak jarang yang bangga mengaku sebagai anggota Muhammadiyah sebagaimana Walikota Jayapura, Benhur Tomi Mano.
“Ini adalah komitmen Muhammadiyah untuk mencerdaskan bangsa tanpa melihat latar belakang suku, agama dan lain-lain karena Muhammadiyah meyakini untuk memajukan bangsa, memajukan peradaban tidak bisa kita maju sendirian," ujarnya.
"Muhammadiyah tidak bisa maju sendiri, ga bisa, harus bersama-sama dengan semua elemen, semua kelompok. Kalau semua bisa maju, bisa bersama-sama, baru di sini keadilan, kesejahteraan, keamanan, kedamaian bisa terbentuk. Inilah yang difahami Muhammadiyah,” tegasnya.
Musywil Muhammadiyah Nusa Tenggara Timur (NTT) ke-8 di auditorium Universitas Flores, Kabupaten Ende, Jumat (17/3).
Agung Danarto menekankan Musywil dan Muhammadiyah NTT untuk giat menguatkan kerja sama dengan berbagai kelompok dalam gerakan kemasyarakatannya.
"Karena itu mari bersinergi bersama-sama dengan semua elemen anak bangsa. Muhammadiyah, dengan ormas Islam, ormas non Islam, dengan suku apapun juga bersama-sama kita bangun NKRI dengan saling taawun, saling gotong royong, saling bersinergi bahu membahu. Kalau bisa seperti ini Indonesia yang maju bisa terbentuk,” ujarnya.
"Tentu ini awalan yang sangat bagus untuk membangun kebersamaan, toleransi, bukan kata-kata, tapi dalam wujud yang nyata. Baru kalau kita bisa mewujudkan toleransi dalam kehidupan yang sebenarnya, kedamaian akan terbentuk. Kalau hanya slogan saja, kedamaian pun juga dalam kata-kata,” demikian tutup Agung.
Info Haji 4 hari yang lalu
Parlemen | 6 hari yang lalu
Nasional | 6 hari yang lalu
Hukum | 4 hari yang lalu
Nasional | 6 hari yang lalu
Opini | 3 hari yang lalu
Opini | 4 hari yang lalu
Politik | 6 hari yang lalu
Nasional | 6 hari yang lalu
Opini | 5 hari yang lalu