Kelompok Bimbingan Dalam Pelaksanaan Haji
Raja Media (RM), Opini - Sebagai rukun Islam yang kelima, haji merupakan ibadah yang sangat dinanti mayoritas masyarakat muslim Indonesia.
Betapa tidak, waktu tunggu (antrian) pelaksanaan ibadah haji memang cukup lama, puluhan tahun.
Dalam mengerjakan haji seseorang harus paham akan syarat, rukun dan tata caranya. Jika seseorang tidak memenuhi syarat dan rukunnya, maka ibadah haji yang dilakukan tidak sah.
Di antara syarat melakukan ibadah haji juga adanya kemampuan (istotho'ah), baik secara mental, materi dan juga secara fisik.
Ibadah haji membutuhkan biaya perjalanan yang tidak murah, di samping untuk kebutuhan pribadi, perlu juga menyiapkan biaya hidup untuk keluarga yang ditinggalkan di rumah.
Pelaksanaan ibadah haji juga diikuti masyarakat dengan beragam usia, budaya, kultur, karakter, dan kecakapan pengetahuan yang beragam.
Oleh karenanya, agar pelaksanaan haji dapat dilakukan maksimal dan efektif, dibutuhkan prosesi bimbingan intensif yang lebih serius.
Sebagai ibadah yang dilakukan secara insidental, ditambah dengan beragam kondisi masyarakat yang beragam tentu pelaksanaan ibadah haji harus dipelajari dan diajarkan secara intensif, baik teori maupun praktiknya.
Melihat kondisi tersebut, keberadaan kelompok bimbingan haji memiliki peran yang cukup strategis.
Peran dan Posisinya di Tengah Jama'ah
Mungkin bagi sebagian kecil masyarakat pengetahuan tentang pelaksanaan ibadah haji dapat dipelajari melalui berbagai sumber, seperti buku panduan, kitab fiqh, dan sumber online lainnya.
Secara teoritik semuanya dapat dipelajari, namun secara praktik dengan riuhnya jutaan jama'ah boleh jadi pada praksisnya tidak mudah diterapkan.
Terlebih bagi mayoritas masyarakat yang memiliki keterbatasan (baca: soal literasi, dll) tentu dibutuhkan bimbingan dalam menyelesaikan semua rukun, wajib, dan sunah haji.
Ada banyak Kelompok Bimbingan Umroh dan Haji (KBIH) yang memberikan layanan pembimbingan. Sebut saja Wahana At-Taqwa yang berdomisili di Tangerang Selatan; KBIH ini sudah secara all out melakukan pendampingan dan pembimbingan kepada para jama'ah haji.
Proses pendampingan sudah dilakukan KBIH ini sebelum pemberangkatan haji, mulai dari pengurusan paspor, pelunasan biaya haji dari bank, pengurusan teknis jama'ah sebelum ke bandara, hingga pemberian beberapa kali tuntunan manasik haji.
Pembimbingan haji juga dilakukan KBIH Wahana At-Taqwa pada saat tinggal di Madinah, wisata ziarah tempat bersejarah.
Termasuk pendampingan dan bimbingan pada saat pelaksanaan umroh wajib, umroh sunah, serta pada saat wuquf di Arafah, Mabit di Muzdalifah, Mabit di Mina, pelaksanaan lempar batu (jamarot), hingga thawaf wada, sa'i, dan tahallul.
Semua dilakukan pembimbingan dan pendampingan secara baik dan efektif. Para jama'ah haji merasa terbantu dengan kehadiran pembimbing dari KBIH.
Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh salah satu jama'ah Efitriyani Jaksa di Kejaksaan Jakarta Barat: "Walaupun saya berangkat haji tanpa mahrom (pendamping) merasa sangat aman, nyaman tanpa mengkhawatirkan apapun, semua rangkaian ibadah haji dapat secara sempurna".
Begitu juga yang disampaikan Umi Kulsum, guru MIN 1 Tangsel jamaah asal Puri Pamulang yang secara tulus menyampaikan rasa terima kasihnya kepada H. Arief Rahman, Ketua KBIH At-Taqwa yang dengan tulus, sabar membimbing para jama'ahnya hingga prosesi haji tahap akhir.
Juga Aulia Abdillah Junaidi staff di Kecamatan Tangerang merasa terbantu dengan pendampingan yang dilakukan KBIH At-Taqwa.
Hal senada juga disampaikan Maimunah, guru Madrasah Pembangunan UIN Jakarta, jama'ah KBIH Mujahidin Pamulang, menurutnya, keberadaan pembimbing sangat membantu layanan pelaksanan ibadah selama di Madinah dan Mekkah.
Beragam pengakuan para jama'ah haji tersebut semakin menguatkan asumsi bahwa pelaksanaan ibadah haji sangat membutuhkan pendampingan dan bimbingan, baik dari para petugas haji maupun dari KBIH itu sendiri.
Sangat berharap semua KBIH dapat menunjukkan kapasitas dan peranannya sebagai lembaga pendamping haji yang efektif, komunikatif, dan prifesional dalam pelaksanaan ibadah haji, baik sebelum, saat ibadah haji, maupun sesudah pelaksanaan haji.
Berdo'a yang terbaik untuk para jama'ah haji Indonesia yang sangat luar biasa. Semoga do'a do'a yang terlantun diterima di sisi Allah SWT, dan semuanya dapat memperoleh predikat haji mabrur dan mabruroh. Amiin
Penulis: Dr. Fauzan, MA
Jamaah Haji Wahana At-Taqwa Tangerang Selatan, Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Kabid Pendidikan IKALUIN Jakarta.
Info Haji 4 hari yang lalu
Parlemen | 6 hari yang lalu
Nasional | 6 hari yang lalu
Hukum | 4 hari yang lalu
Nasional | 6 hari yang lalu
Opini | 3 hari yang lalu
Opini | 4 hari yang lalu
Hukum | 3 hari yang lalu
Politik | 6 hari yang lalu
Nasional | 6 hari yang lalu