PBNU Minta Pemerintah Hentikan Sementara Pengukuran Tanah di Rempang
RAJAMEDIA.CO - Jakarta - Kasus konflik yang terjadi di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau mendapat sorotan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Untuk persoalan itu, PBNU mendorong pemerintah menyelesaikan permasalahan Rempang dengan cara musyawarah.
"PBNU meminta dengan sungguh-sungguh kepada Pemerintah agar mengutamakan musyawarah (syura') dan menghindarkan pendekatan koersif," ujar Ketua PBNU Gus Yahya dalam hal dalam keterangan persnya di kantor PBNU, Jakarta Pusat, Jumat (15/9).
Menurut Gus Yahya, persoalan yang terjadi di Rempang tersebut kerap terjadi lantaran kurangnya keterlibatan warga dalam proses proyek pembangunan sampai terjadi komunikasi yang kurang baik hingga terjadi konflik.
"Dalam pandangan PBNU, persoalan Rempang-Galang merupakan masalah yang terkait pemanfaatan lahan untuk proyek pembangunan. Persoalan semacam ini terus berulang akibat kebijakan yang tidak partisipatoris, yang tidak melibatkan para pemangku kepentingan dalam proses perencanaan kebijakan hingga pelaksanaannya. Hal ini kemudian diperparah oleh pola-pola komunikasi yang kurang baik," ujar Gus Yahya.
Ketua PBNU Bidang Keagamaan Ahmad Fahrur Rozi atau Gus Fahrur juga mendorong pemerintah untuk melakukan dialog dalam menangani konflik di Rempang, Batam, Kepulauan Riau.
Gus Fahrur mengatakan fokus harus ada solusi yang diberikan pemerintah kepada warga Rempang.
"Kita meminta pemerintah menghentikan sementara proses pengukuran lahan, memaksimalkan upaya dialog dan musyawarah bersama masyarakat untuk membicarakan resolusi atas rencana pembangunan kawasan wisata tersebut dan tidak memaksakan relokasi sebelum hal tersebut berjalan optimal," ujar Gus Fahrur.
Diketahui, kasus penanganan kasus Rempang, Presiden Jokowi telah menugaskan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia ke Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau (Kepri).
Jokowi menugaskan Bahlil untuk memberikan penjelasan kepada warga yang protes proyek pengembangan Rempang.
Presiden dalam hal ini menilai konflik di Rempang disebabkan komunikasi yang kurang menjadi solusi bagi warga.
Info Haji 4 hari yang lalu
Parlemen | 6 hari yang lalu
Nasional | 6 hari yang lalu
Hukum | 4 hari yang lalu
Nasional | 6 hari yang lalu
Opini | 3 hari yang lalu
Opini | 4 hari yang lalu
Politik | 6 hari yang lalu
Nasional | 6 hari yang lalu
Opini | 5 hari yang lalu